Selain itu, mayoritas warga negeri panda ini merupakan kelas menengah ke bawah atau miskin yang hidup di pedesaan.
China juga tidak mengikuti secara ketat undang-undang yang berkaitan dengan upah minimum pekerja, di mana hal ini yang lebih banyak dipatuhi negara barat.
Namun, situasi ini tampaknya berubah karena saat ini banyak provinsi di China melaporkan telah meningkatkan upah minimum daerahnya untuk mengikuti kenaikan biaya hidup sehari-hari.
4. Perang tarif produk China dan AS
Pada Juli 2018, AS mengumumkan tarif khusus produk China dengan menargetkan 818 produk impor China senilai 34 miliar dollar AS.
Ini adalah putaran pertama dari banyak tarif yang dikenakan oleh kedua negara.
Pengenaan tarif tersebut menghasilkan 550 miliar dollar AS untuk AS yang diterapkan pada produk China dan China atas produk AS senilai 185 miliar dollar AS per Februari 2020.
Seiring waktu, AS diperkirakan akan merasakan dampak dari perang tarif ini dalam bentuk peningkatan biaya barang, sementara ekonomi China diperkirakan akan mengalami perlambatan.
5. Diskon pajak bagi konsumen
Kebijakan pajak ekspor dimulai tahun 1985 di China sebagai cara untuk meningkatkan daya saing ekspornya dengan menghapuskan pajak berganda atas barang ekspor.
Barang ekspor dikenakan pajak pertambahan nilai (PPN) nol persen, yang berarti mereka menikmati kebijakan pembebasan PPN atau potongan harga.
Selain itu, produk konsumen dari China dibebaskan dari pajak impor apa pun.
Tarif pajak yang lebih rendah ini membantu menjaga biaya produksi tetap rendah, memungkinkan negara untuk menarik investor dan perusahaan yang ingin memproduksi barang-barang murah.
6. Ekosistem bisnis yang baik
Seperti diketahui, industri produksi tidak berlangsung sendiri-sendiri melainkan bergantung pada jaringan pemasok, produsen komponen, distributor, instansi pemerintah, dan pelanggan yang semuanya terlibat dalam proses produksi melalui persaingan dan kerjasama.
Nah ekosistem bisnis tersebut telah berkembang cukup banyak di China selama 30 tahun terakhir.
Misalnya di Shenzhen, sebuah kota yang berbatasan dengan Hong Kong ini telah berkembang sebagai pusat industri elektronik.
Sehnzen telah mengembangkan ekosistem untuk mendukung rantai pasokan manufaktur, termasuk produsen komponen, pekerja berbiaya rendah, tenaga kerja teknis, pemasok perakitan, dan pelanggan.
Bahkan perusahaan Amerika Serikat (AS) seperti Apple Inc. memanfaatkan efisiensi rantai pasokan China untuk menjaga biaya tetap rendah dan margin tinggi.
Foxconn Technology Group, produsen elektronik yang berbasis di Taiwan, memiliki banyak pemasok dan produsen komponen yang berada di lokasi terdekat.
Pasalnya, bagi banyak perusahaan sangat tidak efektif secara ekonomi untuk membawa beberapa komponen untuk dirakit hingga jadi produk akhir ke AS.
Selain itu, undang-undang perlindungan lingkungan secara rutin diabaikan, memungkinkan pabrik-pabrik China untuk mengurangi biaya pengelolaan limbah.
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR