Advertorial
Intisari-Online.com - Keris dan tombak mungkin terkenal sebagai senjata tradisional khas Nusantara yang digunakan orang-orang zaman dahulu.
Pada saat mengucapkan Sumpah Palapa yang sangat terkenal itu, konon Patih Gajah Mada pun menggunakan pusaka berupa senjata tradisional berwujud keris.
Dapat kita lihat pula banyak patung Gajah Mada yang dilukiskan dengan menggenggam sebilah keris.
Misalnya, patung raksasa yang berada di Taman Bung Karno di Tabanan Bali atau pada Relief Sejarah Nusantara di Monumen Nasional Jakarta.
Selain itu, ada sebuah keris yang sangat melegenda dan berkaitan dengan kisah berdirinya kerajaan Singasari, yang mana trahnya berlanjut sampai kerajaan Majapahit.
Ya, itu adalah keris Empu Gandring, keris yang terkenal menyimpan kutukan memakan korban dari kalangan elit Singasari termasuk pendiri dan pemakainya sendiri, ken Arok.
Meski keris maupun tombak terkenal menjadi pusaka dan senjata orang-orang zaman dulu, rupanya ada sebuah senjata lain yang membuat Bangsa Eropa bergidik ngeri menghadapi Majapahit.
Ini merupakan senjata rancangan Mahapatih Majapahit, Gajah Mada.
Mengucapkan Sumpah Palapa ketika diangkat menjadi Mahapatih pada masa pemerintahan Ratu Tribhuwana Tunggadewi, Gajah Mada bertekad untuk menyatukan Nusantara di bawah kekuasaan majapahit.
Gajah Mada pun melakukan berbagai cara, termasuk merancang senjata yang ampuh bagi Majapahit.
Gajah Mada kemudian merancang sebuah senjata yang terhitung canggih pada zamannya, sekitar abad ke-13.
Senjata itu adalah Cetbang, merupakan senjata sejenis meriam.
Tak heran sampai membuat ngeri Bangsa-bangsa Eropa, pasalnya Cetbang memang memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan dengan meriam buatan merek.
Di antaranya pada bahan pembuatannya.
Meriam milik bangsa Eropa rata-rata terbuat dari besi cor yang mudah berkarat. Sedangkan, Cetbang terbuat dari perunggu.
Dengan bahan tersebut, membuat Cetbang bisa lebih tahan terhadap karat.
Selain itu, tabung peluru Cetbang dimasukkan dari bagian belakang.
Senjata ini dipasang pada semua kapal perang milik kerajaan Majapahit.
Pemicunya adalah hentakan, atau picu sumbu api, dan bukan disulut.
Itu berbeda dengan meriam khas Eropa yang harus disulut api terlebih dahulu saat akan menembakkannya.
Cetbang pun kemudian dianggap menginspirasi pembuatan Bazooka atau RPG modern.
Adanya senjata ini membuat bangsa-bangsa Eropa harus berpikir dua kali saat akan meluaskan wilayahnya hingga ke Majapahit.
Bahkan, Belanda sangat bernafsu untuk memusnahkan semua Cetbang yang ada di nusantara saat itu, agar senjata yang mereka bawa tidak tersaingi oleh Cetbang.
Sayang, saat ini Cetbang sulit ditemui di Indonesia. Bahkan, hanya bisa dijumpai di Museum New York Amerika Serikat, dan Australia.
(*)