Intisari-Online.com -Cymbospondylus youngorum, dinosaurus prasejarahditemukan dengan moncong panjang dan gigi runcing di gurun Black Rock Nevada, yang dikenal sebagai Fauna Bukit Fosil.
Binatang ini hidup sekitar 244 juta tahun yang lalu.
Hewan darat besar lainnya tidak akan muncul sampai 40 juta tahun kemudian, dengan kedatangan dinosaurus sauropoda selama periode Jurassic.
Beratnya diperkirakan mencapai 40 ton, dengan panjang 18,2 meter dari hidung ke ekor.
Sementara kerangka kepalanya saja panjangnya 6,2 kaki (1,8 meter), seukuran pria dewasa.
Fosil yang ditemukan adalah tengkorak yang sangat besar.
Melansir Kompas.com, Senin (27/12/2021), Profesor Martin Sander yang menulis tentang monster itu di jurnal Science mengatakan hewan ini seolah mengerdilkan apa pun yang hidup hari ini.
“Meskipun paus sekarang adalah makhluk terbesar di Bumi, mereka bukan raksasa laut pertama yang mengarungi lautan,” ujarnya.
“Paus membutuhkan sekitar 90 persen dari 55 juta tahun sejarah mereka untuk berevolusi menjadi raksasa laut yang kita kenal sekarang.”
Sementara sifat evolusi ichthyosaurus lebih cepat menurut Inverse.
Hanya dalam tiga juta tahun dari asal mereka - atau satu persen pertama dari sejarah evolusinya - beberapa spesies ichthyosaurus telah berevolusi hingga lebih dari 17 meter panjangnya.
Temuan ini juga mengidentifikasi bahwa ekosistem laut prasejarah dapat mendukung monster raksasa seperti Cymbospondylus.
Baca Juga: Kisah Medusa yang Dikutuk Berambut Ular, Kepalanya Dianggap sebagai Monster dan Jimat Pelindung
Temuan ini memberikan wawasan yang belum pernah terjadi sebelumnya tentang ekosistem laut awal.
Para peneliti telah lama berpendapat bahwa ukuran makhluk laut selama periode Mesozoikum (66-252 juta tahun yang lalu) dibatasi oleh kurangnya produsen utama seperti plankton, yang menyediakan energi, dan, dengan demikian, makanan untuk makhluk yang lebih tinggi dalam rantai makanan.
Sekarang dengan studi atas fosil Cymbospondylus ini, teori itu terpatahkan.
Temuan ini menunjukkan bahwa ekosistem laut Mesozoikum lebih dari mampu untuk mendukung hewan besar seperti ichthyosaurus.
Tetapi temuan ini juga penting bagi audiens non-ilmiah yang lebih luas.
Karena penelitian ini menemukan analogi antara ichthyosaurus yang sekarang sudah punah dan kehidupan laut modern (paus).
“Kita harus prihatin dengan nasib raksasa laut karena banyak paus terbesar saat ini adalah insinyur ekosistem dan berkontribusi pada kesehatan dan produktivitas lautan yang kita butuhkan untuk diri kita sendiri,” tambah kurator fosil mamalia laut di Smithsonian, Nicholas Pyenson kepada Inverse.
(*)