"Puncaknya sangat mirip dengan piramida," ungkap Miroslav Bárta, seorang ahli Mesir Kuno yang merupakan wakil rektor Universitas Charles di Republik Ceko.
"Jadi dengan cara ini semua makam kerajaan yang dibangun di Lembah Para Raja seperti ditempatkan di bawah piramida."
Bagi Firaun Mesir, piramida penting karena merupakan tempat "kenaikan dan transformasi" ke alam baka.
Tapi topografi Luxor, yang menjadi ibu kota Mesir selama Kerajaan Baru (1550 hingga 1070 SM) mungkin juga berperan dalam penurunan konstruksi piramida.
Daerah itu rupanya terlalu terbatas karena punya banyak gumpalan dan gundukan.
Dengan kata lain, ibu kota kuno itu mungkin terlalu kecil dan secara arsitektur menantang untuk dijadikan rumah bagi piramida baru.
Terakhir, perubahan konsep yang menekankan pembangunan makam di bawah tanah adalah kemungkinan alasan lain bagi orang Mesir berhenti membuat piramida besar.
"Selama Kerajaan Baru, konsep perjalanan malam raja melalui Netherworld menjadi sangat populer," tutur Barta.
Sehingga makam bawah tanah yang dipahat di Lembah Para Raja sangat cocok dengan konsep ini.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR