Dibongkar Mantan Mata-Mata Ukraina, Terkuak Rencana Rusia Serang Ukrina Bisa Jadi Konflik Dunia, Skenario Perang Dunia III Ternyata Bisa Terjadi Ini Penyebabnya

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Deklarasi tersebut menyusul kekhawatiran yang berkembang tentang penumpukan pasukan dan peralatan militer Rusia di perbatasan dengan Ukraina.
Deklarasi tersebut menyusul kekhawatiran yang berkembang tentang penumpukan pasukan dan peralatan militer Rusia di perbatasan dengan Ukraina.

Intisari-online.com - Memanasnya skenario pertempuran Rusia-Ukraina disebut bisa meluas menjadi konflik Global.

Hal ini tak lain karena negara-negara yang berdiri di belakang Ukraina merupakan negara-negara Barat yang memang memiliki sejarah bermusuhan dengan Rusia.

InvasiUkraina oleh pasukan Rusia dapat memicu Perang Dunia 3, seorang menteri Ukraina dan mantan mata-mata terkemuka telah memperingatkan.

Yuliia Laputina, menteri negara untuk urusan veteran, mengatakan bahwa negaranya siap untuk mempertahankan diri terhadap serangan dari tetangganya itu.

Baca Juga: Rusia Tak Kunjung Tarik Puluhan Ribu Pasukannya dari Perbatasan Ukraina, Invasi Rusia Bisa Picu Konflik di Seluruh Eropa hingga Perang Dunia Ketiga

Namun, dia meramalkan konflik menyebar jauh melampaui perbatasannya.

Menteri Ukraina, yang juga menjabat sebagai kepala MI5 Ukraina yang setara, ditanya oleh Sky News apakah invasi oleh Rusia dapat menyebabkan perang dunia ketiga.

Mayor Jenderal Laputina berkata, "Ya. Karena secara geopolitik, sepertinya ini adalah skenario yang mungkin."

"Jadi, kita harus memperhatikan masalah Ukraina karena keamanan benua," katanya.

Baca Juga: Walau Ukraina Jadi Target Serangan Rusia, Tak Disangka Vladimir Putin Juga Targetkan 6 Negara Eropa Ini, Siap-siap Saja Jika Perang Besar Terjadi

"Ini, penyebaran perang jika terjadi invasi Rusia ke Ukraina, akan jauh lebih luas daripada Ukraina," tambahnya.

Komentarnya muncul di tengah meningkatnya ketegangan di komunitas internasional atas pasukan Rusia yang berkumpul di perbatasan dengan Ukraina.

Mayor Jenderal Laputina menambahkan, "Jika Rusia akan menyerang Anda tahu, Anda juga harus menjaga Balkan."

"Apa yang dilakukan Rusia sekarang di Serbia, mereka mencoba memprovokasi situasi di Balkan," katanya.

"Tapi kami juga memperhitungkan (awal) Perang Dunia Kedua," tambahnya.

Ditanya apakah dia yakin Ukraina akan mampu melawan agresor yang jauh lebih kuat?

Baca Juga: Tak Sudi China Makin Kuat diLaut China Selatan, Amerika Nekat Keliling Asia Tenggara Termasuk Indonesia,Klaim Bisa Ratakan China Dengan Gunakan Strategi Ini

"Saya pikir itu akan berhasil karena bahkan dalam kasus invasi militer yang nyata, langkah pertama, mungkin berhasil bagi agresor," katanya.

"Tetapi langkah selanjutnya tidak akan berhasil karena kami memiliki pengalaman perlawanan nasional yang sangat besar," jelasnya.

Pada hari Senin, Sergei Ryabkov, wakil menteri luar negeri Rusia, mengatakan Rusia mungkin terpaksa mengerahkan rudal nuklir jarak menengah di Eropa.

Senjata nuklir jarak menengah memiliki jangkauan 500 hingga 5.500 km (310 hingga 3.400 mil).

Deklarasi tersebut menyusul kekhawatiran yang berkembang tentang penumpukan pasukan dan peralatan militer Rusia di perbatasan dengan Ukraina.

Dalam panggilan telepon dengan presiden Rusia Vladimir Putin awal pekan ini, Boris Johnson menyatakan "keprihatinan mendalam Inggris atas penumpukan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina."

Baca Juga: Pantas Bikin Rusia Makin Keranjingan Ingin Gempur Ukraina, Bak Memancing Perkara Ukraina Malah Lakukan Tindakan Ini Untuk Membuat Rusia Kepanasan

Perdana Menteri Inggris menegaskan kembali pentingnya bekerja melalui saluran diplomatik, untuk mengurangi ketegangan dan mengidentifikasi solusi yang tahan lama.

Ia menambahkan bahwa Johnson juga "menekankan komitmen Inggris terhadap integritas dan kedaulatan teritorial Ukraina, dan memperingatkan bahwa setiap tindakan destabilisasi akan menjadi kesalahan strategis yang akan memiliki konsekuensi signifikan."

Setelah pertemuan dengan kepala NATO bulan lalu, menteri luar negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan "infrastruktur militer canggih" Rusia "siap untuk digunakan" melawan bangsanya.

Artikel Terkait