Pantas Bikin Rusia Makin Keranjingan Ingin Gempur Ukraina, Bak Memancing Perkara Ukraina Malah Lakukan Tindakan Ini Untuk Membuat Rusia Kepanasan

Afif Khoirul M

Penulis

Konflik Ukraina vs Rusia

Intisari-online.com - Konflik Rusia Ukraina masih terus berlanjut hingga saat ini bahkan keduanya malah makin nekat.

Seperti diketahui, saat ini Rusia sudah menyiapkan pasukan tempurnya untuk menggempur Ukraina.

Sementara Ukraina yang memiliki kekuatan militer lebih kecil, justru tidak mundur dengan gertakan Rusia.

Justru Ukraina makin mengencangkan sabuknya untuk melawan militer Rusia.

Baca Juga: Seisi Eropa Menahan Napas! Rusia Ancam Jatuhkan Nuklir ke Seluruh Eropa Jika Tuntutannya Tidak Dipenuhi,Masih Beranikah Barat 'Pasang Badan' untuk Ukraina?

Parlemen Ukraina pada 14 Desember menyetujui RUU yang diajukan oleh Presiden Volodymyr Zelenskiy.

Ini memungkinkan pasukan militer asing untuk berpartisipasi dalam sekitar 10 latihan militer besar di negara itu pada 2022.

Berbicara di Majelis Nasional, Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Anatoliy Petrenko mengatakan bahwa 11.500 tentara dari AS, Inggris, Polandia, Rumania dan negara-negara Barat lainnya diharapkan untuk berpartisipasi dalam latihan dengan 21.000 tentara Ukraina.

Petrenko mengatakan latihan militer berlangsung baik di darat, di laut dan di udara.

Baca Juga: Konfliknya dengan Ukraina, Rusia Justru Geram Pada Eropa Sampai Ancam Akan Kirimkan Rudal Nuklir ke Eropa, Ternyata Ini Akar Masalahnya

"Latihan multinasional di wilayah Ukraina membantu meningkatkan kapasitas pertahanan nasional, mendukung upaya politik dan diplomatik untuk menstabilkan situasi di kawasan itu," kata Petrenko.

Pada hari yang sama, asisten menteri luar negeri AS Karen Donfried mengirim pesan kepada pejabat Ukraina, mengatakan bahwa "Washington bertekad untuk mendukung Kiev sampai akhir".

Karen mengatakan AS dan sekutunya telah menunjukkan solidaritas untuk mengurangi ketegangan di kawasan itu, yang telah meningkat ke tingkat tertinggi sejak berakhirnya Perang Dingin.

"Kami berdiri dalam solidaritas dengan Ukraina, dengan sekutu dan mitra NATO kami di seluruh dunia dalam upaya kami untuk mengejar cara diplomatik dan mengurangi bahaya," kata Karen.

Ukraina bukan anggota aliansi militer NATO.

Namun, dalam beberapa minggu terakhir, telah mempromosikan kerja sama militer dengan Barat, secara aktif membeli lebih banyak senjata Amerika.

Baca Juga: Konfliknya dengan Ukraina, Rusia Justru Geram Pada Eropa Sampai Ancam Akan Kirimkan Rudal Nuklir ke Eropa, Ternyata Ini Akar Masalahnya

Langkah-langkah ini disebut oleh pihak Rusia "menghasut ketegangan, eskalasi konflik".

Pada 13 Desember, Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan bahwa peningkatan ekspansi militer NATO ke timur, terutama kegiatan militer di Ukraina, "merupakan ancaman langsung bagi keamanan nasional Rusia".

Putin menuntut dialog segera dengan Barat dan penandatanganan perjanjian yang jelas mengikat untuk mengakhiri kegiatan militer NATO di Ukraina.

Sementara itu, AS dan sekutu Eropanya, menuduh Rusia mempersiapkan operasi militer skala besar, memusatkan 175.000 tentara dan ribuan tank dan peralatan militer di perbatasan Ukraina.

Rusia telah membantah tuduhan itu, dengan mengatakan pihaknya memiliki hak untuk memindahkan pasukan ke mana pun di dalam wilayahnya.

Moskow juga mengatakan bahwa kehadiran kapal perang AS dengan frekuensi padat di Laut Hitam merupakan langkah yang mengkhawatirkan.

Artikel Terkait