Intisari-Online.com - Ketegangan antara Rusia dan Ukraina di perbatasan masih berlangsung hingga kini.
Rusia dilaporkan mengerahkan puluhan ribu tentaranya di dekat perbatasan Ukraina.
Langkah itu telah memicu kekhawatiran Barat bahwa Rusia mungkin melancarkan agresi militer.
Menurut pejabat Ukraina, Moskwa dapat memicu eskalasi skala besar pada Januari.
Pada 2014, Rusia mencapok wilayah Krimea dari Ukraina.
Aneksasi ilegal Rusia terhadap wilayah Krimea merupakan pencaplokan terbesar yang terjadi pasca Perang Dunia II.
Uni Eropa sendiri telah menerapkan langkah-langkah pembatasan dalam menanggapi krisis Ukraina sejak 2014.
Saat ini, sebanyak 185 orang dan 48 entitas masuk dalam daftar hitam atau blacklist Uni Eropa karena melanggar integritas dan kedaulatan teritorial Ukraina.
Uni Eropa juga menerapkan berbagai sanksi karena Moskwa karena enggan menerapkan Protokol Minsk 2014 sepenuhnya yang dimaksudkan untuk membangun perdamaian di Ukraina timur.
Tak hanya mencaplok Krimea dari Ukraina pada 2014, Rusia juga mendukung pemberontak separatis yang telah mengukir wilayah semi-otonom di sekitar kota Donetsk dan Luhansk.
Melansir Express.co.uk, Sabtu (11/12/2021), Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengklaim pertempuran antara pemberontak yang didukung Rusia dan tentara Ukraina adalah "genosida".
Dalam eskalasi retorika, dia berbicara tentang "Russophobia" di wilayah Donbas di Ukraina.
Pemimpin Rusia itu berkata: "Kami tahu apa yang terjadi di Donbas. Ini jelas terlihat seperti genosida."
Ketegangan meningkat ketika pasukan Rusia terus berkumpul di perbatasan, dan Barat khawatir akan invasi skala penuh ke Ukraina.
Tetapi para pejabat AS mengatakan pemimpin Rusia itu belum membuat keputusan akhir tentang rencana militer.
Seorang pejabat senior intelijen Barat memperingatkan jika itu terjadi, konflik dapat meluas lebih jauh ke Eropa.
Dia berkata: "Jika Rusia memulai skenario apa pun, itu juga akan memulai tindakan terhadap anggota NATO. Memikirkan perang dapat dikendalikan oleh satu negara adalah bodoh."
Invasi skala penuh yang dilancarkan Rusia ke Ukraina dapat memicu konflik besar yang menyangi Perang Dunia II.
Hal tersebut disampaikan Kepala Angkatan Bersenjata Inggris Laksamana Tony Radakin dalam pidatonya pada Rabu (8/12/2021).
“Signifikansi skenario terburuk dalam invasi penuh ke Ukraina adalah skala besar di Eropa sejak Perang Dunia II,” kata Radakin sebagaimana dilansir Anadolu Agency
Mengacu pada tantangan China, Rusia, Iran, dan Korea Utara, Radakin menekankan bahwa lanskap keamanan saat ini lebih kompleks dan berbahaya dibandingkan 30 tahun terakhir.
Dia menuturkan, krisis yang disebabkan oleh pengerahan 90.000 tentara Rusia di perbatasan Ukraina sangat mengkhawatirkan.