Intisari - Online.com -Proyek infrastruktur multi-miliaran dolar China di Pakistan menghadapi tantangan besar di salah satu provinsi Pakistan.
Provinsi di barat daya Pakistan, Balochistan, dipenuhi demonstrasi karena banyak orang yang dipindahkan besar-besaran, kehilangan tempat tinggal dan kekurangan kebutuhan dasar.
Melansir Asia Times, protes itu menandai benturan terbaru dari skema infrastruktur Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC) senilai USD 60 miliar.
CPEC sebelumnya menghadapi tantangan ketika teroris Islam menyerang sebuah bus membawa pekerja China yang terlibat dalam proyek pembangkit listrik.
Ketegangan yang saat ini ada berpusat di proyek pelabuhan Gwadar, yang merupakan bagian dari Belt and Road Initiative (BRI) yang telah memompa miliaran dolar dalam investasi ke Pakistan.
Investor China baru-baru ini berkomitmen untuk menginvestasi sebanyak USD 15 miliar dalam fasilitas petrokimia Gwadar.
Pengunjuk rasa mengatakan otoritas Pakistan telah gagal menyediakan pekerjaan alternatif untuk orang-orang dalam komunitas nelayan tradisional yang telah kehilangan mata pencahariannya dan telah diusir dari tanah adat leluhur mereka pada apa yang mereka melihat sebagai janji kosong.
Sebuah protes besar di provinsi rentan itu memasuki minggu kedua pada 3 Desember lalu.
Demonstrasi tumbuh dan mungkin menyebar ke bagian lain provinsi tersebut kecuali pemerintah mengambil langkah praktis untuk menangani amarah para pengunjuk rasa.
Maulana Hidayat-ur-Rehman Baloch, dari suku nelayan asli, memimpin Pergerakan untuk Hak Gwadar.
Pergerakan itu telah memimpin unjuk rasa besar dan aksi duduk di beberapa bagian dari divisi Makran selama beberapa minggu terakhir untuk menekan tuntutan mereka.
Pedagang dan pebisnis bergabung dengan pergerakan itu dengan menyatakan protes penuh pada 2 Desember.
Pengunjuk rasa telah memblokir jalan raya nasional di Gwadar, Turbat, Pishkan, Zamran, Buleda, Ormara dan wilayah Pasni dan telah mengadakan aksi duduk selama 2 minggu.
Mendemonstrasikan pergerakan langka solidaritas dengan pengunjuk rasa, ribuan wanita juga ikut unjuk rasa, menuntut hak dasar dan berhentinya pusat pukat di Laut Arab, yang mana dikatakan pengunjuk rasa telah membuat penangkap ikan lokal dan nelayan lainnya tidak punya pekerjaan.
Baloch merencanakan apa yang ia sebut unjuk rasa tidak terduga di Gwadar Jumat ini.
Ia mengatakan kepada Asia Times, "Aku mengundang teman-temanku dari semua tempat dari negara itu untuk bergabung acara berkumpul yang akan menjadi protes bersejarah di bagian negara ini."
Baca Juga: Siap Hancurkan Pakistan dan China Jika Berani Macam-macam, India Mulai Pasok Rudal S-400 Rusia
Ia mengatakan dalam pergerakan tersebut, yang awalnya fokus dalam isu Gwadar, yang kini menyebar ke seluruh provinsi dan yang dulu juga berjuang untuk hak Balochistan.
Pada 2 Desember, Dewan Legislatif Punjab meloloskan resolusi menekan pemerintahan federal untuk menerima tuntutan orang-orang Gwadar dan untuk menangani keluhan mereka.
Pembuat hukum menyesali wanita dan anak-anak marah untuk tuntutan mereka.
"Gwadar memainkan peran penting dalam perkembangan negara dan mengabaikan mengabaikan penduduknya bukan merupakan hal bijak yang dilakukan di bagian pemerintah yang ini," ujar resolusi tersebut.
Tuntutan utama melibatkan larangan pukat di Laut Arab, mengakses ke wilayah pantai di dekat pelabuhan Gwadar, dan membuka kembali perbatasan iran, yang merupakan pusat perdagangan dan komersial besar untuk populasi lokal.
Pengunjuk rasa juga menuntut pemindahan titik poin untuk keamanan warga negara China dan meminta kebutuhan dasar seperti air minum, kesehatan, pendidikan dan kesempatan pekerjaan baru di Gwadar dan wilayah lain di Makran.
Pada 2 Desember, pemerintahan provinsi mengirimkan lebih dari 5500 polisi di Gwadar dari bagian-bagian berbeda Balochistan untuk menjaga perdamaian dan untuk tujuan anti-kericuhan.
"Kami akan menerima mereka dan memperlakukan mereka dengan manisan tradisional Gwadar jika mereka ke sini," ujar Baloch dengan sarkasme.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini