Intisari-Online.com – Vladimir Putin, Presiden Rusia, mengatakan bahwa upaya oleh beberapa orang untuk menulis ulang sejarah Perang Dunia II tidak lebih dari tindakan pengecut yang bermaksud untuk memecah belah bangsa dan rakyat.
Dia mengatakan, bahwa menulis ulang sejarah Perang Dunia II berarti memiliki tujuan yang mendasarinya, yaitu mencapai target geopolitik berbahaya tertentu.
Putin menekankan bahwa elemen-elemen tertentu mencoba merusak sejarah dengan kebohongan dan distorsi fakta yang telah diketahui.
Putin membuat komentar ini pada sesi komiter yang mempersiapkan perayaan 70 tahun kekalahan Nazi Jerman di tangan Tentara Merah Uni Soviet.
Perang Patriotik Hebat (1941-1945), seperti yang terkenal di Rusia, dipandang sebagai perang yang adil melawan ideologi yang kejam.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyarakan keprihatinannya atas kebohongan sinis yang digunakan oleh beberapa penulis dari Ukrania dan Polandia untuk merusak reputasi Rusia dan orang-orang yang dibanggakannya.
Putin mengatakan, bahwa kesimpulan dan pengamatan yang dibuat oleh orang-orang seperti itu tidak boleh dipercaya.
Mereka jelas memiliki agenda yang pasti, yaitu ingin Rusia kehilangan rasa hormatnya di antara bangsa-bangsa di dunia, dan untuk menggambarkan orang-orang Rusia sebagai komunitas yang kejam dan penuh kebencian secara historis.
Putin bersikeras bahwa setiap negara terhormat di dunia memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa orang-orang seperti ini tidak berhasil ‘menggolkan’ motif buruk mereka.
Orang-orang seperti ini hanyalah memecah belah, lebih jauh lagi, menciptakan perpecahan di antara bangsa-bangsa.
Melansir War History Online (10/4/2015), Putin mendesak anggota komite dan rakyat Rusia untuk memastikan mencoba yang terbaik untuk menegakkan kebenaran tentang perang dan peran Uni Soviet dalam mengalahkan ideologi Nazi.
Putin mengatakan bahwa orang-orang seperti itu harus diingatkan bahwa kedewasaan masyarakat Putin dan persatuan di antara rakyatnya tidak akan pernah rusak.
Dia mendesak komite untuk menangani masalah ini secara damai dengan bantuan dukungan masyarakat dan keterlibatan aktif mereka.
Putin meyakinkan rakyatnya bahwa Rusia tidak akan pernah meninggalkan 2,5 juta veteran Perang Dunia II sendirian.
Dukungan dan perawatan yang diberikan kepada para pejuang pemberani itu tidak akan pernah dikompromikan dalam kondisi apa pun, lapor RT Russian Politics.
Pada Februari 2015, saat berbicara di sebuah acara yang didedikasikan untuk liburan ‘Hari Pembela Tanah Air’, Putin mengatakan bahwa Rusia bangga dengan budaya dan sejarahnya.
Dia akan membelanya dengan keras terhadap segala upaya pengecut untuk memutarbalikkan kebenaran.
Putin bersikeras bahwa setiap upaya untuk melemahkan peran Uni Soviet dan sekutunya melawan Nazi Jerman, adalah upaya yang lemah untuk menyembunyikan kejahatan Nazisme, yang tidak bermoral dan tidak dapat diterima.
Putin mengatakan bahwa negara-negara yang terlibat dalam penulisan ulang sejarah ini sebenarnya berusaha menyembunyikan kerja sama mereka dengan Nazi Jerman selama Perang Dunia II.
Menurutnya, tidak diragukan lagi, bahwa tindakan mereka ini karena aib dan malu.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari