Jangan Sampai Terlena, Meski Sudah Pernah Terinfeksi Virus Corona Ternyata Tak Menjamin Aman dari Varian Omicron, Ini Kata Ahli

Khaerunisa

Editor

Ilustrasi Pandemi.
Ilustrasi Pandemi.

Intisari-Online.com - Sejauh ini telah terjadi lebih dari 200 juta kasus infeksi Covid-19 di dunia.

Berdasarkan data dari Worldometers Kasus mingguan di dunia sampai dengan Jumat (3/12/2021) adalah sebanyak 4.019.760.

Sementara itu, jumlah total korban meninggal sebanyak 48.751. Sedangkan jumlah pasien yang telah sembuh sebanyak 3.129.925 orang.

Dengan penambahan tersebut, total kasus di dunia secara keseluruhan sampai dengan Jumat (3/12/2021) adalah sebanyak 264.397.191, dengan korban meninggal sebanyak 5.248.979 dan pasien sembuh sebanyak 238.439.326.

Baca Juga: Bukan Omicron, Varian Covid-19 Ini Malah Mengguncang Eropa, Seharusnya Sudah Mereda Malah di Negara-Negara Eropa Ini Babak Belur Dibuatnya

Banyak orang terinfeksi Covid-19, tetapi penyebaran virus ini belum juga berhenti, bahkan kini dunia dikhawatirkan dengan varian baru yang disebut varian Omicron.

Masyarakat dunia belum boleh mengendurkan kewaspadaan, termasuk orang-orang yang pernah terinfeksi virus ini dan dinyatakan sembuh.

Ahli memperingatkan bahwa infeksi virus corona sebelumnya mungkin tidak menawarkan perlindungan terhadap varian Omicron seperti yang terjadi dengan varian Delta.

Melansir dailymail.co.uk (2/12/2021), Dr Anne Von Gottberg, ahli mikrobiologi dari Institut Nasional untuk Penyakit Menular Afrika Selatan, mengatakannya pada jumpa pers yang diselenggarakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia pada hari Kamis.

Baca Juga: Pantas Berani Suruh-suruh Jokowi Pecat Sri Mulyani Cuma Gara-gara Anggaran, Ternyata MPR Punya 6 Kesaktian Ini, Gus Dur Pernah Jadi 'Korbannya'

"Infeksi sebelumnya digunakan untuk melindungi terhadap Delta, tetapi sekarang dengan Omicron tampaknya tidak demikian," katanya.

"Kami memantau infeksi ulang ini untuk [varian] Beta dan untuk gelombang Delta, dan kami tidak melihat peningkatan infeksi ulang melebihi apa yang kami harapkan ketika kekuatan infeksi berubah, ketika gelombang berhenti.

"Namun kami melihat peningkatan untuk Omicron."

Von Gottberg tidak merinci tingkat infeksi ulang Omicron dibandingkan dengan tingkat infeksi ulang Delta.

Baca Juga: Asap Hitam Menyelimuti Seluruh Gedung Bikin Banyak Orang Terjebak, Kebakaran di Gedung Cyber Menelan 2 Korban Jiwa, Begini Evakuasi Petugas Damkar

Tetapi, dia menambahkan bahwa infeksi sebelumnya masih harus melindungi seseorang terhadap penyakit parah, rawat inap, dan kematian akibat infeksi baru.

Varian Omicron pertama kali diidentifikasi oleh peneliti Afrika Selatan minggu lalu dan diyakini berasal dari Botswana atau di Eropa.

Ia memiliki 50 mutasi, lebih dari 30 di antaranya berada pada protein lonjakan, yang digunakan oleh virus corona untuk masuk dan menginfeksi sel.

Sebagai perbandingan, varian Delta -yang masih merupakan varian dominan di AS- memiliki tujuh mutasi pada protein lonjakan.

Baca Juga: Tiba-tiba Ada Api Kecil di Dapur Anda? Tak Perlu Panik, Gunakan Saja Baking Soda, Begini Cara Pakainya!

Sementara, sebuah studi baru menemukan varian baru ini 2,4 kali lebih menular daripada varian sebelumnya tetapi tidak jelas apakah itu menyebabkan penyakit yang lebih parah atau kematian.

Hampir 400 kasus telah terdeteksi di 32 negara, termasuk AS, Inggris, dan Kanada.

Di Afrika Selatan, kasus telah meningkat secara dramatis dari 500 per hari dua minggu lalu menjadi 11.535 per hari pada Kamis.

Selain itu, persentase tes Covid-19 yang kembali positif naik dari 16,5 persen pada hari Rabu menjadi 22,5 persen.

Baca Juga: Tak Heran Negara-negara Besar Kebakaran Jenggot, Ternyata Iran Diprediksi Akan Menjadi Negara Nuklir Laten, Potensinya Menjadi Negara Paling Berbahaya Cukup Besar, Ini Alasannya

(*)

Artikel Terkait