Intisari-online.com - China berhasil mengembangkan senjata hipersonik yang belum bisa dimiliki oleh Amerika saat ini.
Saat mengelilingi Bumi dengan kecepatan lebih cepat dari Mach 5.
Senjata hipersonik China menunjukkan kemampuan luar biasa yang belum pernah ditunjukkan Rusia maupun Amerika Serikat sebelumnya.
Peluncuran uji coba senjata hipersonik China pada 27 Juli mengejutkan Barat, menurut Financial Times.
Saat mengelilingi Bumi, senjata China meluncurkan rudal di lokasi yang tidak ditentukan di Laut China Selatan.
Apa sebenarnya rudal atau sesuatu yang diluncurkan oleh senjata China saat terbang dengan kecepatan lebih cepat dari Mach 5 (lebih dari 6.000 km/jam)?
Teka-teki ini menyebabkan pejabat AS "menggaruk-garuk kepala", komentar Financial Times.
Dalam sebuah wawancara dengan Financial Times.
Beberapa pejabat pertahanan AS, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa senjata hipersonik China meluncurkan rudal udara-ke-udara untuk mengalihkan perhatian sistem pencegat.
"Rudal yang diluncurkan dapat membingungkan pertahanan musuh," katanya.
"Sementara itu, senjata hipersonik akan mendekati target. Senjata yang terbang di sekitar Bumi dirancang untuk mengejutkan target, jadi tidak perlu dan boros untuk meluncurkan rudal udara-ke-udara," kata pejabat itu.
"Saya berasumsi itu adalah umpan untuk mengalihkan perhatian sistem pencegat jarak jauh. Rudal yang diluncurkan dari senjata hipersonik bahkan dapat mengenai rudal pencegat," kata Joshua Pollack, pakar di James Martin Center for Non-Proliferation Research.
Jenderal John Hyten, wakil ketua Kepala Staf Gabungan AS, mengatakan bahwa dalam 5 tahun terakhir.
China telah melakukan ratusan uji coba rudal hipersonik, sedangkan AS hanya melakukan 9 uji coba rudal hipersonik.
China juga telah berhasil mengerahkan senjata hipersonik jarak menengah, sementara AS masih beberapa tahun lagi untuk melengkapi senjata pertama.
Menurut Financial Times, kemampuan untuk meluncurkan rudal dari senjata hipersonik adalah sesuatu yang tidak pernah ditunjukkan oleh Rusia maupun Amerika Serikat sebelumnya.
Namun, China dikatakan masih tertinggal dari AS dalam hal pengembangan pertahanan rudal balistik (BMD).
Baik Rusia dan China sedang mengerjakan senjata baru yang dapat menembus BMD yang dirancang AS.
"Mengatasi BMD AS adalah tujuan utama uji coba senjata hipersonik China bulan Juli," kata Pollack.