Intisari-Online.com - Konflik Laut China Selatan sudah terjadi hampir dua tahun terakhir.
Konflik Laut China Selatan ini sendiri terjadi karena China mengklaim 80% wilayah perairan itu.
Tapi selama dua minggu terakhir, China telah meningkatkan taktik ofensifnya di Laut China Selatan.
Dilansir dari express.co.uk pada Kamis (25/11/2021), sekitar 300 kapal dari milisi maritim negara itu berpatroli di Kepulauan Spratly, yang terletak di lepas pantai Filipina, Malaysia dan Vietnam.
Tindakan itu langsung diprotes oleh para pemimpin internasional di sekitar perairan yang diperebutkan itu.
Pekan lalu Filipina mengutuk keras tindakan tiga kapal penjaga pantai China yang dikatakan memblokir dan menggunakan meriam air pada kapal pasokan menuju atol yang diduduki Filipina di Laut China Selatan.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte juga meminta China untuk menghormati Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982, bersama dengan putusan arbitrase Den Haag 2016 yang sebagian besar membatalkan klaim China di Laut China Selatan.
Namun, China tidak mengakui keputusan ini.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR