Intisari-online.com - Perlombaan senjata telah memaksa beberapa negara mengembangkan senjata militer tercanggih saat ini.
China dan Amerika adalah negara unggulan dalam persaingan senjata modern pada era ini.
Namun China disebut lebih unggul dalam urusan senjata hipersonik, bahkan perkembangannya terus dipantau oleh Amerika Serikat.
Selama uji coba rudal hipersonik, kendaraan terbang supersonik China dikatakan telah meluncurkan rudal saat terbang di atas laut, menentang penghalang fisik.
Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) Pentagon mengungkapkan pada 21 November.
Bahwa pesawat hipersonik China telah maju ke titik mampu meluncurkan rudal dalam uji coba Juli saat terbang di atas laut.
Pakar DARPA mempertanyakan bagaimana China menentang hambatan fisik, ketika meluncurkan rudal dari objek terbang hipersonik.
Pakar militer Amerika masih mencari tahu bagaimana China menguasai teknologi ini.
Tujuan dari rudal yang diluncurkan dari kendaraan hipersonik tidak diketahui.
Rudal itu kemudian jatuh ke laut tanpa mencapai sasaran yang jelas.
Rusia, Amerika Serikat, dan China semuanya telah mengembangkan teknologi senjata hipersonik, tetapi hanya Beijing yang meluncurkan rudal dari pesawat hipersonik.
Beberapa ahli Pentagon percaya bahwa pesawat hipersonik China meluncurkan rudal udara-ke-udara.
Yang lain berpikir itu adalah tindakan balasan terhadap sistem pertahanan rudal musuh.
Rudal hipersonik dikatakan sebagai senjata masa depan, yang tidak dapat dicegat oleh sistem pertahanan rudal saat ini.
Seorang juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, mengatakan, "Berita ini mengkhawatirkan kami, serta siapa pun yang mencari perdamaian, stabilitas di kawasan, tentang kemampuan militer yang tidak dapat ditemukan."
"China mengejar, Amerika Serikat akan terus mempertahankan kemampuannya untuk mempertahankan dan mencegah ancaman dari China sejak awal," katanya.
Sementara itu, Jenderal David Thompson, wakil komandan Angkatan Luar Angkasa AS, mengakui bahwa senjata "hipersonik" Amerika tidak secanggih Rusia atau China.
"Kami harus mengejar dengan sangat cepat. China telah banyak berinvestasi dalam pengembangan senjata hipersonik selama beberapa tahun terakhir," kata Jenderal Thompson.
"Tidak mungkin untuk menilai posisi penerbangan hipersonik, meskipun diketahui dari mana asalnya," katanya.
"Setiap peluncuran senjata ini, terlepas dari arah yang dituju rudal, membawa risiko menjadi ancaman," tambah Jenderal Thompson.