Intisari-Online.com -Ketegangan antara IrandanAmerika Serikat (AS) telahmemanas selama beberapa bulan terakhir.
Sekarang, konflikIrandanAmerika Serikat mendekati titik didih.
Apa yang terjadi?
Dilansir dariexpress.co.uk pada Selasa (16/11/2021), itu semua terjadi karena diyakini sebuah helikopter Iran mendekati kapal perang AS yang sedang melakukan perjalanan melalui Teluk Oman.
Menurut Disclose.tv, helikopter itu datang sedekat 25 yard (22,8 meter) ke kapal perang AS pada 12 November2021.
"Kami dapat mengkonfirmasi bahwa sebuah helikopter Iran mendekati USS Essex di Teluk Oman," ungkap juru bicara Pentagon John Kirby.
"Dan beroperasi dengan cara yang tidak aman dan tidak profesional, terbang sekitar 25 yard dari sisi pelabuhan Essex."
Awal bulan ini, klaim Iran untuk menggagalkan upaya AS untuk menangkap sebuah kapal tanker minyak Iran di Laut Oman dicap "tidak benar" oleh Pentagon.
Menurut media Iran, Angkatan Laut AS berusaha untuk menangkap sebuah kapal tanker yang membawa minyak Republik Islam di Laut Oman.
Pengawal elit mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh Press TV, media pemerintah Iran: "Dengan tindakan tepat waktu dan otoritatif dari pasukan angkatan laut Pengawal, operasi Angkatan Laut teroris AS untuk mencuri minyak Iran di Laut Oman gagal."
Kapal tanker yang membawa minyak Iran merapat di pelabuhan Bandar Abbas pada 25 Oktober.
Pernyataan itu melanjutkan: "Anggota pasukan angkatan laut Pengawal melakukan operasi heliborne di dek kapal tanker yang ditahan, menguasai kapal, dan mengarahkannya kembali ke perairan teritorial Iran."
Namun, pejabat AS mengecam laporan itu, mengklaim itu tidak benar dan Washington tidak berusaha untuk menangkap kapal tanker itu.
Menurut Sky News Arabia, seorang pejabat Pentagon mengatakan: "Tuduhan Pengawal Revolusi mengenai kapal tanker minyak Iran adalah 'salah' dan hanya 'propaganda' yang tidak pantas mendapat tanggapan."
Para pejabat melanjutkan dengan mengatakan bagaimana pasukan Iran telah menyita sebuah kapal tanker minyak berbendera Vietnam bulan lalu dan Angkatan Laut AS sedang memantau situasi.
Ketegangan antara Teheran dan Washington mencapai titik didih tahun lalu.
Di bawah pemerintahan Donald Trump, AS memberlakukan sanksi yang melumpuhkan terhadap Iran setelah menarik diri dari perjanjian nuklir Iran, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA), pada 2018.
Washington juga meminta perpanjangan embargo senjata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap Teheran.
Kesepakatan nuklir telah membatasi kemampuan senjata nuklir Iran dengan imbalan keringanan sanksi.
Analis khawatirIran dan Amerika Serikatberada di ambang perang pada Januari 2020 setelah pasukan AS membunuh Jenderal Iran Qassem Soleimani dalam serangan rudal di Irak.
Beberapa hari setelah serangan itu, Teheran membalas dan meluncurkan serangkaian rudal balistik di dua pangkalan Irak yang menampung pasukan AS.
Presiden AS Joe Biden bertemu Perdana Menteri Boris Johnson, Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Emmanuel Macron di KTT G20 untuk membahas jalan ke depan dalam pembicaraan dengan Iran mengenai program nuklirnya.
Keempat pemimpin mendesak Iran untuk kembali melakukan kesepakatan nuklir guna mencegah konflik.
"Kami mendesak Presiden Raisi untuk memanfaatkan kesempatan ini dan bertindak dengan itikad baik."
"Sehingga negosiasi dapat segera menemukan hasil.
"Ini satu-satunya cara aman untuk mencegah eskalasi berbahaya, yang tidak akan menjadi kepentingan negara," tutup pernyataan tersebut.