Intisari-Online.com- Isi Perjanjian Tordesillas 'membelah dunia' untuk dikuasai Bangsa Portugis dan Spanyol.
Jatuhnya Konstatinopel merubah peta politik global pada abad ke-15, mendorong bangsa-bangsa Eropa untuk mencari jalan menuju dunia lain.
Wilayah Laut Tengah dikuasai Dinasti Ottoman, di mana saat itu penguasa baru ini menerapkan penolakan terhadap aktivitas barat di kawasan tersebut.
Peristiwa jatuhnya Konstantinopel menjadi salah satu pendorong Bangsa Eropa mulai mencari wilayah baru untuk tetap menjalankan roda perekonomian, mendapatkan barang-barang yang mereka butuhkan.
Baca Juga:Isi Perjanjian Postdam, Kesepakatan Para Pemenang Perang Dunia 2, Memecah Jerman Jadi Dua
Portugis menjadi bangsa yang mempelopori penjelajahan wilayah baru tersebut.
Didukung penemuan berbagai teknologi seperti kompas, teropong, dan peta, semakin mempermudah penjelajahan Bangsa Portugis yang memang yang terbiasa berperang.
Pada saat itu, Portugis memiliki angkatan laut modern dan kuat, juga mempunyai hubungan dagang dengan pelabuhan di Mediteranian dan negara-negara Eropa Utara.
Namun, bukan hanya Portugis, Bangsa Spanyol juga melakukannya, membuat keduanya terlibat dalam persaingan yang kemudian melatarbelakangi disepakatinya Perjanjian Tordesilles ini.
Lahirnya Perjanjian Tordesilles, Seperti Apa Isi Perjanjian ini?
Sama-sama mencari daerah baru untuk mendapatkan barang-barang yang mereka butuhkan, terutama rempah-rempah, melahirkan persaingan antara Bangsa Portugis dan Spanyol.
Persaingan terjadi, namun untuk menghindari perseteruan lebih lanjut, maka kemudian disepakati sebuah perjanjian untuk membagi dunia menjadi dua untuk mereka kuasai.
Perjanjian antara Portugis dan Spanyol itu dikenal dengan nama 'Perjanjian Tordesillas'.
Lahir pada 7 Juni 1494, lewat perjanjian ini Portugis dan Spanyol menentukan garis-garis pembatasnya.
Baca Juga:Disebut Juga Operasi Gagak, Agresi Militer Belanda 2 Terjadi pada Tanggal 19 Desember 1948
Isi perjanjian Tordesillas, pada intinya membagi dunia menjadi dua wilayah kekuasaan dengan garis yang membentang dari Kutub Utara ke Kutub Selatan.
Daerah di sisi barat garis adalah kekuasaan Spanyol, sementara Portugis di sisi timur.
Itulah wilayah dunia yang oleh masing-masing bangsa tersebut bisa jelajahi, tanpa melanggar wilayah satu sama lain sehingga tidak ada perebutan 'daerah kekuasaan'.
Selain bersepakat tentang pembagian wilayah untuk mereka jelajahi, kedua bangsa Eropa ini juga bersepakat bahwa mereka tidak boleh menjajah wilayah yang dipimpin penganut Kristen.
Portugis dan Spanyol Berselisih di Wilayah Indonesia
Dengan disepakatinya Perjanjian Tordesillas, Portugis menempuh jalur timur lewat pantai barat Afrika sampai ke Tanjung Harapan, kemudian menyusuri pantai timur Afrika menuju ke Kalikut, India.
Indonesia atau saat itu dikenal sebagai Nusantara, merupakan daerah yang kaya akan rempah-rempah, di mana termasuk dalam wilayah ekspedisi Bangsa Portugis.
Pada 1511, bangsa Portugis lewat ekspedisi yang dipimpin Afonso de Albuquerque berhasil merebut dan menduduki Malaka. Kemudian datang ke Maluku pada 1512.
Namun, tanpa diduga Spanyol muncul dari arah Filipina yang dipimpin oleh Kapten Sebastian del Cano pada 1521.
Bangsa Portugis dan Spanyol yang telah bersepakat membagi dunia menjadi dua untuk masing-masing mereka, pada titik ini mengalami perselisihan.
Persaingan antara Portugis dan Spanyol pun kembali terjadi.
Namun, tidak berapa lama, karena pada tahun 1529, perselisihan tersebut diselesaikan melalui perjanjian lain, yang dikenal dengan Perjanjian Saragosa.
Dalam kesepakatan perjanjian tersebut, Bangsa Spanyol yang akhirnya 'didepak' dari Nusantara.