Intisari-Online.com – Pada masa lalu, keris dianggap sebagai senjata yang memiliki ‘roh’ tersendiri.
Oleh karena itu, keris yang berkualitas hanya dibuat oleh sedikit empu yang mempunyai jiwa seni tinggi, apalagi bila keris tersebut dibuat untuk maksud tertentu, untuk kebaikan manusia biasanya.
Maka salah besar bila keris Empu Gandring yang terkenal itu, yang digunakan oleh Ken Arok merupakan keris yang baik.
Bagaimana dianggap sebagai keris yang baik, kalau ternyata malahan membawa malapetaka bagi banyak orang?
Karena membawa malapetaka, maka Keris Mpu Gandring bisa disebut sebagai keris buruk, misproduct atau salah kedaden.
Menurut Empu Jeno Harumbrojo, yang adalah empu yang masih berkarya dan tinggal di Desa Gatak, Sumberagung, Moyodan, Sleman, Yogyakarta, proses pembuatan sebilah keris melewati beberapa tahap.
Setiap tahapannya, masing-masing memerlukan ketelitian, kesabaran, dan kerja berat baik jasmani maupun rohani.
“Sebelum memulai pembuatan keris, terutama keris bertuah, saya harus melakukan olah rohani yakni berpuasa memohon kepada Tuhan agar mengabulkan permintaan kita sesuai dengan tujuan apa keris ini dibuat,” ujar Empu Jeno.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR