Advertorial
Intisari-Online.com - Presiden Rusia Vladimir Putin bikin heboh satu benua Eropa.
Bagaimana tidak,Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengirim pembom nuklir ke Belarus.
Apa tujuannya?
Dilansir dariexpress.co.uk pada Kamis (11/11/2021), dua pembom supersonik Tu-22M3 dilaporkan terbang di atas Belarus untuk melakukan tugas siaga tempur untuk pertahanan udara.
Menurut kementerian pertahanan Rusia, dua pesawat pembom itu dikirim untuk mendukung pemimpin Belarusia.
Awal pekan ini, KanselirJerman Angel Merkel menghubungi Putin. Lalu memintanya untuk menekan Belarusia untuk menghentikan aliran pengungsi.
Rekaman baru-baru ini muncul menunjukkan tentara Belarusia menembaki para pengungsi, termasuk wanita dan anak-anak, yang dilaporkan sebagai bagian dari upaya untuk mengintimidasi mereka.
Ini terjadi setelah diktator Belarusia, Alexander Lukashenko diperkirakan telah mengirim lebih dari seribu pengungsi ke perbatasan Polandia, sebagai bagian dari serangan terhadap negara-negara Uni Eropa.
Gambar-gambar yang muncul menunjukkan antrean panjang para migran yang digiring menuju perbatasan oleh apa yang tampaknyaseperti pasukan Belarusia.
Ini dilaporkan sebagai tanggapan atas sanksi yang dijatuhkan oleh Uni Eropa, Amerika Serikat (AS), dan Inggris di Belarus setelah negara itu memulai tindakan keras politik tahun lalu.
Lukashenko sejak itu dituduh menggunakan para pengungsi sebagai pion dalam pertempurannya dengan bangsa-bangsa.
Seorang juru bicara pemerintah Polandia, Piotr Muller, mengatakan bahwa mereka berharap akan ada eskalasi dalam waktu dekat di perbatasan Polandia.
Baru minggu ini, pemerintah Polandia mengirim 12.000 tentara ke perbatasan, untuk memperkuat 10.000 yang sudah ditempatkan di sana.
Mereka bahkan menyatakan pihaknyabertekad untuk mempertahankan Eropa.
"Pemerintah Polandia bertekad akan membela keamanan negara kami dan seluruh UE, menghormati kewajiban internasional kami dan mengingat, di atas segalanya, kepentingan negara dan keselamatan Polandia, tentara, petugas Penjaga Perbatasan, dan warga negara," kataPerdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki.
Media Polandia juga melaporkan bahwa senjata yang ditangkap dari Afghanistan dikirim pada awal November ke Belarus oleh dua pesawat penerbangan militer IL-76.
Sementara itu, Pavel Latushka, duta besar Belarusia yang dibentuk untuk Prancis dan Polandia juga mengklaim bahwa para migran itu sebenarnya adalah veteran perang dari Afghanistan dan Irak, yang telah dilatih oleh intelijen Rusia.
Latushka yang terpaksa meninggalkan negara itu setelah bergabung dengan gerakan pro-demokrasi, menggambarkan taktik tersebut sebagai suatu bentuk propaganda era Nazi.
"Krisis migrasi digunakan oleh Lukashenko untuk memasukkan ke dalam wilayah UE orang-orang yang memiliki pengalaman militer dan yang juga melakukan pelatihan di wilayah Belarusia untuk mewujudkan tindakan teroris," ungkapLatushka.
"Selanjutnya, Lukashenko akan melakukan konflik militer lokal di perbatasan Uni Eropa."
Apa yang akan terjadi di Eropa.