Media Malaysia Terkesiap, Peneliti Indonesia Sukses Redam Penyakit Paling Mematikan Lewat Nyamuk 'Baik', Turunkan Kasus Hingga 77 Persen

Tatik Ariyani

Editor

(ilustrasi) Nyamuk demam berdarah
(ilustrasi) Nyamuk demam berdarah

Intisari-Online.com -Kesuksesan Indonesia dalam meredam penyakit mematikan lewat nyamuk 'baik' membuat media Malaysia menyorotinya.

Lewat artikel berjudul Indonesian researchers breed ‘good’ mosquitoes to combat dengue, media Malaysia Malay Mail, Senin (1/11/2021) menyoroti kabar baik tersebut.

Para peneliti di Indonesia telah menemukan cara untuk memerangi nyamuk pembawa penyakit dengan membiakkan spesies serangga pembawa sejenis bakteri yang mencegah virus seperti demam berdarah tumbuh di dalamnya.

Wolbachia adalah bakteri umum yang secara alami terdapat pada 60 persen spesies serangga, termasuk beberapa nyamuk, lalat buah, ngengat, capung dan kupu-kupu.

Baca Juga: Harus Dicoba, Usir Nyamuk dengan Ampuh Modal Bawang Putih dan Air, Begini Caranya

Namun, itu tidak ditemukan pada nyamuk Aedes aegypti pembawa demam berdarah, menurut Program Nyamuk Dunia (WMP) nirlaba, yang memprakarsai penelitian.

“Prinsipnya kami membiakkan nyamuk yang 'baik',” kata Purwanti, anggota komunitas WMP.

“Nyamuk pembawa demam berdarah akan kawin dengan nyamuk pembawa Wolbachia, yang akan menghasilkan nyamuk Wolbachia — nyamuk 'baik'. Jadi bahkan jika mereka menggigit orang, itu tidak akan mempengaruhi mereka,” jelasnya.

Baca Juga: Orang Satu Indonesia Sama Sekali Tidak Tahu, Cukup PakaiBumbu Dapur yang Sering Ada di Rumah Ini, Jangankan Digigit, Nyamuk Dijamin Ogah Dekat-dekat Kita!

Sejak 2017, sebuah studi bersama yang dilakukan oleh WMP di Monash University Australia dan Universitas Gadjah Mada telah melepaskan nyamuk Wolbachia yang dibiakkan di laboratorium di beberapa 'zona merah' demam berdarah di kota Yogyakarta, Indonesia.

Hasil percobaan diterbitkan oleh New England Journal of Medicine pada bulan Juni.

Hasilnya menunjukkan bahwa menyebarkan nyamuk dengan Wolbachia mengurangi kasus demam berdarah sebanyak 77 persen dan rawat inap hingga 86 persen.

“Kami yakin dengan teknologi ini, terutama untuk daerah di mana nyamuk Aedes aegypti adalah faktor (infeksi) yang paling bertanggung jawab,” kata ketua peneliti WMP Adi Utarini, yang telah bekerja di Program Eliminasi Demam Berdarah Indonesia sejak 2011, kepada Reuters.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), infeksi dengue global telah meningkat pesat dalam beberapa dekade terakhir.

Baca Juga: Berniat Redakan Ketegangan China-AS, Pertemuan Petinggi China-AS di Italia Ini Malah Menyebabkan Ketegangan, Singgung Masalah Ini Hingga Saling Beri Peringatan

Sekitar setengah dari populasi dunia sekarang berisiko.

Diperkirakan 100-400 juta infeksi dilaporkan setiap tahun.

“Ketiga anak saya terkena demam berdarah dan dirawat di rumah sakit. Itu selalu ada di pikiran saya, memikirkan bagaimana menjaga desa saya tetap sehat dan bersih,” kata Sri Purwaningsih (62) yang keluarganya menjadi sukarelawan program WMP.

Artikel Terkait