Advertorial
Intisari-online.com - Arkelolog Howard Carter pernah gemparkan dunia tahun 1922, ketika membuka makan Tutankhamun pertama kalinya.
Ia berhasil menyentuh dan membuka penguasa Mesir bergelar Firaun tersebut.
Namun, legenda mengatakan bahwa makam tersebut memiliki kutukan mengerikan di baliknya.
Siapapun yang mencoba menyentuhnya akan berakhir mengerikan dan ini pun dialamu oleh Tim Carter.
Tak lama setelah membuka makam tersebut, serangkaian kejadian nahas dialami oleh Carter dan rekan-rekannya.
Penyandang dana penelitian tersebut Count Geroge Carnavon, menjadi korban pertama yang meninggl setelah digigit nyamuk terinfeksi.
Lalu menyebar ke saudara tiri Carnavon, asisten Carter, ayah Carter, dan ahli radiologi Archibald Douglass Reed yang terlibat dalam penelitian itu.
Pada tahun 1924, ahli radiologi Archibald Douglas Reed diduga meninggal karena kutukan. Reed melakukan pemeriksaan sinar-X terhadap mumi sebelum diserahkan ke museum di Kairo.
Meski serangkain kejadian itu dinilai berkaitan dengan kutukan Mesir, rupanya Carter adalah satu-satunya orang yang tidak menyerah.
Walaun ia menderita sebuah pneyakit misterius, Carter tidak menyerah.
Ahli Mesir itu meninggal karena kanker pada usia 64 tahun.
Ada kemungkinan bahwa ia mencintai Mesir dan arkeologi dengan segala pendengarannya dan sangat menghormati kedua subjek tersebut.
Richard Adamson, yang berjaga di makam Tutankhamun selama tujuh tahun, hidup sampai tahun 1972.
Lantas apa yang menjadi penyebab kematian para peneliti setelah membuka makam mumi mesir kuno itu?
Ternyata diduga, jamur dan asap berbahaya dapat sangat mempengaruhi kesehatan manusia.
Para peneliti, tampaknya, tidak mempedulikan bahaya yang datang dengan membuka makam kuno itu.
Jamur, formaldehida, hidrogen sulfida, amonia semuanya ditemukan di sarkofagus.
Tak satu pun dari mereka yang bermanfaat bagi orang yang memiliki sistem kekebalan yang lemah.
Baik Carnarvon maupun pemodal George Jay Gould tidak sehat ketika mereka mengunjungi makam itu.
Gould jatuh sakit setelah mengunjungi makam dan meninggal beberapa bulan kemudian.
Ada kemungkinan bahwa legenda kutukan itu muncul tanpa bantuan kecil dari Carnarvon.
Hitungan itu sangat muak dengan pers sehingga dia menjual hak eksklusif untuk ceritanya ke surat kabar Times of London.
Baca Juga: Para Ahli Bingung, Mumi Mesir Kuno Ditemukan Punya Lidah Emas, Dipercaya Inilah Tujuannya
Untuk mengimbanginya, media lain dipaksa untuk datang dengan 'detail halus'.
Mitos, kutukan kuno, dan burung kenari yang mati adalah umpan yang bagus untuk massa yang haus dengan kabar.
Bertahun-tahun kemudian, Egyptologist Herbert Winlock mengumpulkan informasi tentang kutukan kuno.
Lalu menyimpulkan bahwa hanya enam dari dua puluh enam orang yang telah mengunjungi makam telah meninggal pada tahun 1934.
Dua dari dua puluh dua orang yang telah membuka sarkofagus meninggal sepuluh tahun kemudian.
Sepuluh orang yang melihat mumi itu selamat dari kutukan yang dituduhkan, seperti dilansir National Geographic.