Advertorial

Dijuluki Bom Atom Terkuat di Dunia dengan Ledakan Dua Kali Lebih Kuat Dari Bom yang Dijatuhkan di Nagasaki dan Hiroshima, Inilah yang Terjadi Jika Bom Ini Dijatuhkan di London

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ledakan itu begitu besar sehingga masih bisa dilihat dari jarak 1.000 km, menciptakan kekuatan destruktif yang setara dengan 50 juta ton TNT.
Ledakan itu begitu besar sehingga masih bisa dilihat dari jarak 1.000 km, menciptakan kekuatan destruktif yang setara dengan 50 juta ton TNT.

Intisari-online.com - Pengeboman Nagasaki dan Hiroshima oleh Amerika dikenal sebagai pengeboman paling dasyat yang pernah terjadi.

Namun ternyata ada bom yang lebih kuat daripada di Nagasaki dan Hiroshima, namun bom itu belum pernah digunakan untuk mengebom melainkan hanya uji coba.

60 tahun yang lalu, Uni Soviet menguji bom atom paling kuat dalam sejarah dunia.

kekuatan penghancurnya begitu besar sehingga bisa memusnahkan sebuah kota dengan jutaan orang.

Baca Juga: Sudah Dicoba dan Bisa Menjangkau Daratan Manapun di China, Inilah Rudal Nuklir yang Diciptakan Untuk Mengancam China, Bagaimana Kehebatannya?

Bom Tsar atau Tsar Bomba sejauh ini merupakan bom atom paling kuat yang pernah diuji oleh umat manusia.

Memiliki 1.570 kali kekuatan gabungan dari dua bom atom AS yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki selama Perang Dunia 2.

Tes bom Tsar terjadi pada Oktober 1961 di lepas pantai pulau Arktik Severny.

Ledakan itu begitu besar sehingga masih bisa dilihat dari jarak 1.000 km, menciptakan kekuatan destruktif yang setara dengan 50 juta ton TNT.

Baca Juga: Pantesan Rela Bakar Duit Hingga Rp21 Triliun Cuma Buat Beli Bom, Bukan Palestina Inilah Sasaran yang Diinginkan Israel Untuk Dihancurkan dengan Bom 2.000 Kg dari Amerika Ini

60 tahun sejak peristiwa itu, bom Tsar telah sepenuhnya mengubah perlombaan senjata untuk kehancuran.

Menurut surat kabar Inggris The Sun, jika bom Tsar diledakkan di London, diperkirakan 5,8 juta orang akan tewas.

Ini adalah perkiraan berdasarkan kalkulator penghancur bom atom yang dikembangkan oleh sejarawan nuklir Alex Wellerstein.

Jari-jari bola api menyebar hingga 5 km dari pusat ledakan di Istana Westminster. Semua orang dalam kisaran ini akan "menguap" dalam sekejap.

Daerah dalam radius 5-13km akan "mengalami kerusakan berat", menghancurkan sebagian besar bangunan bertingkat tinggi dan menimbulkan banyak korban jiwa.

Pada radius 50 km dari Istana Westminster, masyarakat Inggris jelas akan merasakan efek ledakan yang menyebabkan luka bakar parah dan memecahkan kaca jendela.

Baca Juga: Bukan China, Rusia Apalagi Korea Utara, Cuma Negara Asia Ini yang Berani Kirimkan Ratusan Bom Ke Amerika Serikat dengan Tujuan Meneror Negeri Paman Sam

Menurut perhitungan, radiasi dari bom Tsar menutupi area sekitar 60 km dari pusat ledakan, menyebabkan efek jangka panjang pada kesehatan manusia.

Untungnya, terlepas dari kekuatan penghancurnya yang luar biasa, bom Tsar tidak cocok untuk digunakan dalam perang nuklir, karena ukurannya yang besar dan bobotnya yang berat.

Bom itu memiliki berat 27 ton dan panjang 8 meter.

Saat ini, hulu ledak nuklir yang dipasang di rudal tidak terlalu merusak, tetapi dapat ditembakkan dalam jumlah besar.

Pada saat Uni Soviet menguji bom tsar, masyarakat di Norwegia dan Finlandia juga merasakan dampaknya.

Bom raksasa itu menciptakan kolom asap berbentuk jamur setinggi 67.000 meter, tujuh kali tinggi Gunung Everest.

Baca Juga: Kisah Penerbang Jepang Nobuo Fujita, Diundang ke Tempat yang Pernah Dia Jatuhi Bom di Amerika Selama Perang Dunia II, Sempat Siapkan Pedang Katana, Inilah yang Terjadi Saat Kedatangannya

Seperti dicatat pada saat itu, Tu-95V yang membawa 9 awak hanya memiliki peluang 50% untuk selamat setelah menjatuhkan bom seberat 27 ton selama pengujian.

Pesawat bergetar hebat, kehilangan ketinggian akibat ledakan, tetapi pilot mendapatkan kembali kendali dan kru mendarat dengan selamat.

Bom itu dilengkapi dengan parasut yang mengurangi tingkat jatuh sehingga pesawat sempat meninggalkan jangkauan mematikan.

Tes bom Tsar dianggap sebagai titik balik dalam Perang Dingin, mendorong negara-negara besar untuk menandatangani perjanjian internasional yang melarang pengujian senjata nuklir berbasis darat.

Artikel Terkait