Intisari - Online.com -Taiwan sedang mencoba meningkatkan pertahanan udara mereka melawan ancaman China yang semakin meningkat.
Sejak jet tempur tampaknya mimpi besar, kini rudal siluman air-surface standoff (JASSM) sedang diteliti lebih jauh sebagai alternatif untuk jet tempur.
China menginginkan Taiwan untuk bergabung lagi dengan China daratan, bahkan jika perlu mengerahkan pasukan untuk membuat hal tersebut terjadi.
Akhirnya, negara komunis itu mengirimkan pesawat tempur mereka ke zona udara Taiwan untuk mengintimidasi pulau yang berdiri sendiri itu.
Taipei juga membuat rencana rinci untuk pertahanan mereka, seperti dikutip dari Eurasia Times.
Kabinet presiden Taiwan Tsai Ing-wen telah mengusulkan belanja militer sebanyak 471.7 miliar Dolar Taiwan (sekitar USD 16,89 miliar / Rp 239 T) untuk tahun fiskal berikutnya.
Jumlah itu telah meningkat dari anggaran tahun 2021 sebesar 453.4 miliar Dolar Taiwan.
Menurut perhitungan Reuters berdasarkan data pemerintah, tingkat peningkatan akan lebih kecil dari 10% anggaran tahun ini.
Pada jumlah yang diajukan, 40,1 miliar Dolar Taiwan disiapkan untuk jet tempur baru.
Walaupun pemerintah tidak menjelaskan rinciannya, kemungkinan jet tempur yang mereka pertimbangkan adalah F-16s.
Amerika Serikat pada 2019 lalu telah menyetujui penjualan jet tempur F-16 sebanyak USD 8 miliar ke Taiwan.
Kesepakatan ini akan membuat total jet tempur F-16 Taiwan menjadi lebih dari 200, jumlah terbanyak di Asia.
Angkatan udara Taiwan, dengan nama resminya Angkatan Udara Republik China (ROCAF) kemungkinan tidak akan mendapatkan jet tempur siluman dalam waktu dekat.
Walaupun Taipei mengembangkan dan membangun jet konvensional mereka sendiri, kemungkinan wilayah itu tidak mampu mengembangkan kemampuan siluman.
Mereka juga tidak mampu membeli jet tempur F-35 yang senilai sekitar USD 100 juta satu unitnya.
Namun alternatif lebih layak telah ada di cakrawala untuk saat ini.
ROCAF dapat mempersenjatai jet tempur non-siluman mereka dengan senjata penghindar radar.
Taipei sedang merancang rudal jarak jauh mereka untuk menyediakan wilayah pulau itu kemampuan menyerang ke China daratan jika memang terjadi perang.
Taiwan juga sedang terlibat dalam pembicaraan dengan Washington untuk membantu mereka menyediakan dengan persenjataan lebih canggih.
Lee Shih-chiang, kepala departemen perencanaan strategi di kementerian pertahanan Taiwan, mengatakan "Kami masih di proses mendapatkan (AGM-158)dari AS. Jaringan komunikasinya sangat halus dan normal."
Sementara itu kesepakatan JASSM Taipei direncanakan dengan raksasa pertahanan AS Lockheed Martin.
Rudal ini dapat membuat F-16 ROCAF untuk melawan pertahanan udara tentara China, meskipun F-16 sendiri berada di luar jangkauan rudal China.
"Rudal jelajah siluman akan memberikan dorongan kuat kepada angkatan udara Taiwan untuk yang tidak mereka miliki," ujar Ian Easton, direktur senior dari Institute Project 2049, lembaga penelitian di Virginia.
"Rudal seperti ini akan membantu melindungi pilot-pilot Taiwan dari sistem pertahanan udara militer China, yang diyakini sangat mematikan."
AGM-158 JASSM
AGM-158 JASSM adalah rudal jelajah siluman dengan sayap flip-out dan ekor vertikal.
Rudal ini dipersenjatai dengan penetrator mode ganda bersama dengan hulu ledak fragmentasi ledakan.
Rudal ini panjangnya 4,35 meter dan beratnya kira-kira sampai 1000 kilogram.
Rudal ini bisa membawa hulu ledak dengan massa sampai 450 kilogram.
Rudal tersebut tidak hanya dapat jelajah dengan kecepatan subsonik, tetapi juga memiliki jangkauan 370,4 km.
Ia mampu mencapai target dalam radius 926 km.
AGM-158 JASSM adalah rudal udara-ke-darat jarak jauh yang otonom.
Rudal konvensional ini dikembangkan terutama untuk Angkatan Udara AS (USAF).
Amunisi kelas lebih dari 900 kilogram memberikan kemampuan dan presisi tinggi dalam menghancurkan target stasioner dan relokasi.
JASSM menawarkan peningkatan kemampuan bertahan, mematikan, dan serangan presisi jarak jauh ke pesawat selama operasi siang dan malam.
Varian jarak jauh dari rudal, AGM-158B JASSM-ER, dimaksudkan untuk terbang dengan jarak yang lebih jauh – sekitar dua kali lipat jangkauan basis JASSM.
Varian ER memiliki mesin yang sangat efisien dan tangki bahan bakar yang lebih besar.
Sementara JASSM dilengkapi dengan mesin turbojet Teledyne J402-100, JASSM-ER ditenagai oleh mesin turbofan Williams International.
Rudal tersebut menggunakan sistem navigasi inersia onboard untuk membantunya terbang secara otomatis melalui rute yang telah ditentukan.
Sistem navigasi mencakup Anti-Jam Global Positioning System (AJGPS), dan unit pengukuran inersia gyro laser cincin.
Selain itu, rudal udara-ke-permukaan memiliki fitur pencari inframerah (I2R) pencitraan dan korelator target otomatis (ATC) untuk tingkat serangan presisi tinggi.
Itu juga dapat membawa sistem serangan otonom berbiaya rendah (LOCAAS), amunisi berkeliaran yang dapat diprogram untuk mencari dan menyerang target darat tertentu.
Selain itu, rudal tersebut membawa hulu ledak J-1000 yang dirancang dengan casing logam padat atau berisi pemberat logam padat untuk penetrasi maksimum.
Apakah kesepakatan untuk rudal ini tercapai masih harus dilihat.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini