Intisari-online.com - Belakangan ini, kabar soal Taiwan kencang berhembus di media-media internasional.
China dianggap sudah melakukan tindakan berbahaya yang memicu eskalasi perang dengan Taiwan.
Sejumlh pesawat militer dikerahkan China menuju wilayah Taiwan, dan diangggap sebagai provokasi.
Terakhir China diklaim mengirim 52 pesawat tempurnya menuju zona indentifikasi pertahanan udara Taiwan (ADIZ).
Meski demikian tampaknya Taiwan tetap tenang dengan tindakan China, rupanya dibelakang layar Amerika sudah melakukan tindakan.
Pada tanggal 8 Oktober, banyak surat kabar AS secara bersamaan melaporkan bahwa militer AS diam-diam mempertahankan kekuatan kecil di Taiwan. Pasukan Amerika telah beroperasi di Taiwan setidaknya selama satu tahun.
China akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menjaga kedaulatan dan integritas teritorialnya, kata kementerian luar negeri.
China juga mendesak AS untuk berhati-hati dengan "sensitivitas tinggi" masalah Taiwan.
Menurut Wall Street Journal (AS), ada sekitar 20 tentaraAS yang dikerahkan di pulau Taiwan secara diam-diam.
Pasukan ini membantu melatih tentara Taiwan dalam persiapan untuk serangan dari China.
Reuters melaporkan bahwa pasukan AS ke Taiwan telah beroperasi sejak sebelum Presiden Biden terpilih.
"AS harus mematuhi prinsip satu-China dan berhenti menjual senjata ke Taiwan untuk menghindari kerusakan serius pada hubungan bilateral, perdamaian dan stabilitas regional," kata Zhao Lijian, juru bicara Kementerian Luar Negeri China.
"Prinsip Satu China adalah landasan politik hubungan AS-China. AS telah membuat komitmen yang jelas kepada China dalam masalah Taiwan," Kata Zhao.
"Dalam panggilan telepon terakhirnya dengan Presiden Xi Jinping, Presiden Joe Biden tidak berniat mengubah kebijakan satu-China," kata Zhao.
John Supple, juru bicara Pentagon, menolak berkomentar secara khusus atas laporan bahwa AS secara diam-diam telah mengerahkan pasukan di Taiwan.
"Amerika Serikat dan Taiwan masih mempertahankan hubungan pertahanan dalam menanggapi ancaman dari China," kata John Supple.
Sekretaris Angkatan Laut AS Carlos Del Toro juga menegaskan bahwa AS akan terus menyediakan senjata dan teknologi untuk membantu Taiwan mempertahankan diri.
"Ini tanggung jawab kami," kata Carlos Del Toro.
Menurut analis China, tanggapan Pentagon dan Carlos Del Toro menunjukkan bahwa AS memang telah mengerahkan pasukan di Taiwan.
"Baik AS dan Taiwan mungkin merahasiakan dukungan militer mereka, tetapi mereka mungkin memilih untuk mengumumkannya kepada publik,"kata Xin Qiang, wakil direktur Pusat Studi Amerika di Universitas Fudan.
"Ini membantu meyakinkan AS dan Taiwan," tambahnya.
"China pasti akan merespons dengan kuat dan tegas," tambah Xin.