Intisari-Online.com -Setelah AS menarik pasukannya dari Afghanistan, Taliban dengan cepat mengambil alih kekuasaan di negara itu.
Saat AS mengevakuasi warganya, terjadi ledakan bom bunuh diri yang dilakukan oleh anggota ISIS-K.
Sebelumnya, Taliban mengosongkan dua penjara Bagram dan Penjara Pul-e-Charkhi dekat ibu kota saat menguasai Afghanistan pada 15 Agustus, dilansir The Sun Kamis (7/10/2021).
Dalam laporan yang dipublikasikan CNN, selain Bagram, Penjara Pul-e-Charkhi juga menampung anggota ISIS-K.
Sekitar 12 hari kemudian atau pada 27 Agustus, dua teroris tersebut meledakkan diri di bandara yang begitu padat.
Pasalnya, ribuan warga Afghanistan memadati bandara berusaha menyelamatkan diri dari milisi, dengan sekutu berusaha mengatur mereka.
Akibat aksi bom bunuh diri tersebut, sekitar 170 orang tewas dengan 13 di antaranya adalah tentara AS.
Washington merespons dengan menyerang ISIS-K, dan mengeklaim sudah melenyapkan perencana serangan bomnya.
Kabir Aidi alias Mustafa disebut terlibat dalam serangan teror yang terjadi di Gerbang Abbey, dekat bandara.
Pentagon dikutip Fox News menyatakan, Aidi tewas oleh serangan drone tempur Reaper di Provinsi Nangarhar.
Rudal yang diluncurkan Reaper menghantam Aidi yang saat serangan berada di dalam mobil bersama komplotannya.
Sementara itu, anggota ISIS-K yang menjadi pelaku bom bunuh diri di Bandara Kabul disebut dibebaskan oleh Taliban.
Dua sumber di AS mengungkapkan, si pembunuh massal dilepaskan dari Penjara Parwan di Pangkalan Udara Bagram.
Militer AS dilaporkan sudah meninggalkan Bagram jauh sebelum milisi menguasai Afghanistan pada 15 Agustus yang lalu.