Soedirman kerap kali berbeda pendapat dengan pemerintah dalam menghadapi agresi militer Belanda.
Sebagai militer, ia ingin pertentangan diselesaikan melalui cara-cara militer, sedangkan pemerintah ingin menempuh jalan diplomasi.
Soedirman pun rela berperang dengan Belanda melalui gerilya meski saat itu ia menderita penyakit TBC (tubercolosis).
Paru-parunya hanya berfungsi 50 persen.
Pada Desember 1948, Soekarno sempat menasihati Soedirman agar kembali ke rumah karena sakit.
Namun, nasihat itu ditolak dan ia menegaskan akan terus bergerilya bersama para prajurit.
“Tempat saya yang terbaik adalah di tengah-tengah anak buah. Saya akan meneruskan perjuangan gerilya dengan sekuat tenaga seluruh prajurit," kata Soedirman saat itu.
A.H. Nasution
KOMENTAR