Pantas Bikin Geram Orang di Indonesia, Kelakukan Orang Indonesia Jadikan Bayi Manusia Silver di Tanggerang Ini Ternyata Sampai Disoroti Media Inggris dengan Menyebutnya Begini

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Bayi manusia silver di Tanggerang.
Bayi manusia silver di Tanggerang.

Intisari-online.com - Belakangan publik Indonesia dikejutkan dengan ulah orang tua yang tega menjadikan bayinya sebagai manusia silver.

Fotonya pun beredar di media sosial, memperlihatkan seorang wanita menggendong bayi yang dicat dengan warna silver.

Bayi itu mengenakan jaket dan celana namun wajahnya dicat dengan warna silver.

Foto-fotonya pun kemudian ramai beredar, dan dibagikan di media sosial.

Baca Juga: Anda Memasuki Usia 40 Tahun dan Ingin Punya Bayi? Ketahui Risiko Hamil di Atas Usia 40 Tahun! Pertimbangkan Juga Ini!

Menurut Saksi Penyelidikan dan Penyidikan Satpol PP Kota Tanggerang Selatan, Muksin Al Fachry mencurigai bahwa bayi tersebut tidur karena diberi obat-obatan.

Selain itu, viralnya bayi yang dijadikan manusia silver ini ternyata juga terendus oleh media asing.

Media asal Inggris Daily Star, pada Selasa (28/9/21) mengatakan Pengemis meminjam bayi perempuan seharga 1 pound (Rp20 ribu) dan mengecatnya dengan perak untuk meniru patung di jalanan.

Kemudian media Inggris tersebut menyebut jika bayi tersebut, disewakan sebagai alat mengemis.

Baca Juga: Sampai Bikin Penggunanya Kehilangan Salah Satu Organ Vital Tubuh, Inilah Bahaya Cat yang Disemprotkan pada Bayi yang Dijadikan Manusia Silver di Pamulang, Dampaknya Permanen!

Seorang ibu membiarkan seorang pengemis mengecat bayinya dengan warna perak dan menggendong bayinya di jalan dalam upaya untuk menarik uang tunai dari orang yang lewat, demikian media Inggris tersebut mengatakan.

Sang ibu diduga diberi uang oleh pengemis untuk membeli 'popok dan susu' untuk ditukar dengan bayinya.

Pihak berwenang Indonesia menangkap eksploitasi anak setelah foto pengemis perak dan bayi dibagikan di media sosial.

Layanan sosial turun tangan untuk merawat anak berusia sepuluh bulan itu saat polisi menangkap ibunya di Tangerang Selatan, dua jam di selatan Jakarta, Indonesia.

Wahyunoto Lukman, Kepala Dinas Sosial Tangerang Selatan, mengatakan, "Kami menindaklanjuti insiden itu setelah foto bayi itu viral di media sosial.

"Ibu dan anak itu dijemput oleh kementerian dan mereka akan turun tangan dan membantu mereka."

Baca Juga: Nyesel Baru Tahu, Noda Ompol dan Bau Pesing Ternyata Bisa Dihilangkan dengan Baking Soda, Begini Caranya

"Apapun alasannya mengemis, ini eksploitasi anak. Kita akan menilai situasi dan melihat apakah orang tua anak itu perlu dibekali keterampilan agar mereka bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik atau membutuhkan bantuan berupa sembako," tambahnya.

Mail Online melaporkan bahwa sang ibu diberi setara dengan hanya 1 pound (Rp20.000) untuk menyewakan bayinya sebagai penyangga.

Jumlah 'orang perak' di jalan-jalan Indonesia telah melonjak dalam beberapa bulan terakhir dengan pengemis meniru patung dan mendekati pengendara di persimpangan.

Badan kesejahteraan sosial Jakarta mengatakan pandemi yang memangkas pekerjaan telah memaksa orang-orang yang berjuang untuk menemukan cara alternatif untuk mengumpulkan uang.

Sebuah resolusi populer telah melihat remaja khususnya mengecat diri mereka sendiri perak dan turun ke trotoar dan jalan, dengan masing-masing kotak kardus untuk mengumpulkan sumbangan publik.

Lapisan logam terbuat dari ramuan berbahaya dari bubuk sablon dan minyak tanah, yang hanya bisa dicuci dengan deterjen atau sabun cuci piring, lapor Mail Online.

Baca Juga: Pantas Pengadilan Sampai Sebut Rasa Sakitnya Tak Ternilai Meski Sudah Diberi Ganti Rugi Rp7 Miliar, Wanita Arab Saudi Ini Ternyata Harus Menderita 3 Dekade Gara-gara Ulah Ceroboh Perawat

Bahan kimia dalam cat dapat menyebabkan ruam, gatal, dan infeksi kulit.

Menurut laporan, peningkatan pengemis datang di belakang virus corona yang membunuh puluhan ribu pencari nafkah di seluruh negeri.

Komisioner Perlindungan Anak Rita Pranawati mengimbau masyarakat untuk melaporkan pengemis anak, terutama yang ditempatkan pada 'posisi yang merugikan'.

Dia mengatakan kepada The Australian, "Menempatkan anak-anak di jalanan merusak kesehatan dan psikologi mereka,"

"Kita perlu saling membantu untuk menjauhkan anak-anak dari bahaya, jadi jika Anda melihat ini di daerah Anda, Anda harus melaporkannya ke pihak berwenang setempat," katanya.

Artikel Terkait