Dua minggu setelah menandatangani sumpahnya, Mishima memimpin sekelompok siswa melalui satu bulan pelatihan dasar dengan Pasukan Bela Diri Darat Jepang dalam apa yang dia gambarkan sebagai “percobaan dalam kemurnian.”
Dia berharap para siswa ini akan menjadi dasar dari “korps pertahanan tanah air”, atau “Garda Nasional Jepang.”
Namun, militer tidak akan pernah menyetujui hal ini.
Mishima pun mengorganisir pengikutnya ke dalam Tatenokai, atau "Perisai Masyarakat (Shield Society)," sebuah milisi swasta yang didedikasikan untuk merebut kembali kokutai Jepang, atau karakter nasional dari mana kekuasaan kaisar dikatakan berasal.
Koneksi militer dan politik Mishima memungkinkan dia untuk mengirim kelompok lebih lanjut untuk pelatihan dengan militer.
Dengan lingkaran dekat dari empat anggota Lembaga Perisai dan beberapa perwira tentara tepercaya, Mishima mulai merencanakan tindakan terakhirnya.
Ketika para prajurit mengesampingkan saran awalnya untuk menyerbu Istana Kekaisaran, dia menetapkan target baru: markas Pasukan Bela Diri Jepang, Kamp Ichigaya, di pusat Tokyo.
Pilihan itu penting karena beberapa alasan: Sebagai markas militer Jepang, itu adalah pangkalan paling terkenal di negara itu dan rumah bagi garnisun terbesarnya.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR