Diam-diam Lakukan Sekolah Tatap Muka, 90 Siswa SMP Langsung Positif Virus Corona, Pemerintah Purbalingga Pun Tutup Gedung Sekolah dan Isolasi Puluhan Siswa

Mentari DP

Editor

Sekolah dibuka kembali.
Sekolah dibuka kembali.

Intisari-Online.com - Beberapa sekolah dibuka kembali di Indonesia.

Memang tidak semuasekolah mengadakan sekolah tatap muka. Ini tergantung kondisi setiap daerah masing-masing.

Jika PPKM di daerah tersebut sudah turun atau sudah masuk zona hijau, sekolah diperbolehkan dibuka kembali.

Baca Juga: Bikin Orangtua di Seluruh Dunia Bernapas Lega,Kini VaksinPfizer AmanDigunakan untukAnak-anak Usia 5 sampai 11 Tahun, Sekecil Ini Dosisnya Untuk Mereka

Tentu dengan syarat protokol kesehatan yang ketat.

Walau begitu, masih ditemukan kasus virus corona setelah sekolah dibuka kembali di Indonesia.

Dilansir dari kompas.com pada Rabu (22/9/2021), sebanyak 90 siswa SMPN 4 Mrebet Purbalingga, Jawa Tengah, dilaporkan terkonfirmasi positif Covid-19.

Hasil tersebut baru diketahui usai dilakukannya rapid test antigen massal oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Purbalingga pada Senin (20/9/2021).

Kepala Bidang Pembinaan SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga Joko Sumarno masih menggali informasi dan klarifikasi dari Kepala SMPN 4 Mrebet Purbalingga.

Sebab ternyataPembelajaran tatap muka (PTM) sebenarnya belum berjalan.

Baca Juga: PantasWHO dan UNICEF Desak Indonesia Buka Kembali Sekolah,Setelah 18 BulanBelajarOnline Ini yang Terjadi pada Siswa

“Pembelajaran tatap muka (PTM) kan sebenarnya juga belum berjalan, apa itu kucing-kucingan atau bagaimana, ini yang masih akan kami cari tahu dari kepala sekolahnya,” kata Joko saat dikonfirmasi, Selasa (21/9/2021).

Sama halnya denganJoko Sumarno,Kepala Dinkes Purbalingga Hanung Wikantono berpendapat sama.

Di mana SMPN 4 Mrebet sempat memulai pembelajaran tatap muka (PTM) sebelum ada keputusan Satgas Covid-19.

“Sudah berlangsung (PTM) selama satu-dua minggu, terus ada yang bergejala dan banyak yang mengalami hal serupa, demam, flu,” kata Hanung.

Dari temuan itu, kepala sekolah berinisiatif menghubungi dinkes untuk melakukan rapid test antigen secara massal.

Hasilnya, dari 350 sampel usap, ditemukan 90 siswa menunjukkan hasil positif Covid-19.

“Hari ini kami putuskan isolasi terpusat di gedung sekolah,” ujar Hanung.

Itu dilakukan gunamengantisipasi terjadinya klaster penularan Covid-19 baru di Purbalingga.

“Opsinya hanya isolasi terpusat, tidak ada isoman."

"Alasannya 90 kalau dibuat pohon faktor jadi ledakan klaster. Kami tidak mau ambil risiko itu,” ujarnya.

Baca Juga: Bikin Panik Satu Indonesia, Kasus Harian Sudah Turun Drastis, Mendadak IndonesiaDiprediksi Dihantam Gelombang Ketiga, Epidemiolog BongkarKapan Waktunya

Hanung melanjutkan bahwa puluhan siswa akan menjalani isolasi selama 13 hari terhitung hari Selasa kemarin.

Namun karena hampir semua adalahpasien tanpa gejala (OTG) atau gejala ringan, SatgasCovid-19 Kabupaten Purbalingga diterjukan.

Agarwali murid agar tidak muncul penolakan.

"Kami menyiagakan tenaga medis lengkap dengan fasilitasnya agar seluruh siswa dapat terpantau,” ujarnya.

Terakhir,puluhan siswa tersebut nantinya menjalani tes swab PCR.

LaluSatgas Covid-19 akan melakukan tracing kontak erat hingga lingkungan keluarga siswa berdasarkan hasil PCR mereka.

Baca Juga: Gawat, Seantero Dunia Kembali Terancam dengan Varian C.1.2, Benarkah Varian Ini Bakal Jauh Lebih Berbahaya dari Varian Delta yang Porak-porandakan Banyak Negara?

Artikel Terkait