Intisari-online.com - Saat ini negara-negara kaya sudah mulai membuka wilayahnya karena sebagian besar rakyatnya sudah menerima vaksin Covid-19.
Namun sebaliknya, ada beberapa negara dengan keterbatasan anggaran masih bergelut dengan Covid-19.
Bahkan banyak negara-negara miskin yang kekurangan pasokan vaksin Covid-19.
Di saat banyak negara berjuang mendapat pasokan vaksin Covid-19, banyak negara-negarakaya justru membuang vaksinnya dengan percuma.
Menurut 24h.com.vn, Senin (20/9/21) Lebih dari 100 juta dosis vaksin dapat terbuang percuma pada Desember.
Jika para pemimpin dunia tidak berbagi vaksin Covid-19 dengan negara lain, terutama negara-negara miskin, kata mantan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown memperingatkan surat kabar.
Brown mengatakan kegagalan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Presiden AS Joe Biden dan para pemimpin Uni Eropa (UE) memiliki rencana untuk mendistribusikan dosis vaksin profilaksis berarti dunia menghadapi "bencana" vaksin limbah".
"Kami membutuhkan rencana distribusi vaksin 'gunakan sekarang' untuk mencegah bencana limbah vaksin karena tanggal kedaluwarsa," kata Brown, menurut Guardian.
"Tidak terpikirkan bagi negara-negara kaya untuk membuang 100 juta dosis vaksin dalam persediaan pada saat negara-negara termiskin di dunia membayar dengan nyawa mereka," tambah Brown.
Mantan perdana menteri Inggris dari 2007 hingga 2010, mengklaim telah mengirim penelitian Airfinity untuk pemimpin top dunia menjelang dari pertemuan puncak vaksin global yang pada tanggal 22 September.
Penelitian oleh Airfinity memperkirakan bahwa pada akhir September, dunia akan memiliki 7 miliar dosis vaksin, dan jumlah ini akan meningkat menjadi 12 miliar dosis pada Desember.
"Laporan itu menunjukkan bahwa kami memiliki cukup vaksin dan bahkan dapat memvaksinasi 70% populasi dunia pada Mei 2022," kata mantan perdana menteri Inggris itu.
"Akan menjadi tragedi politik jika KTT mendatang melewatkan kesempatan untuk bertindak," katanya.
Brown mengatakan bahwa negara-negara kaya perlu memiliki rencana untuk berbagi vaksin sekarang.
Memperingatkan bahwa negara-negara miskin mungkin tidak memiliki akses ke vaksin pada waktunya.
Salah satu alasan negara kaya menimbun vaksin adalah karena potensi suntikan ketiga.
Bulan lalu, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Ghebreyesus, mendesak negara-negara kaya untuk menunda dosis vaksin ketiga agar semua negara di dunia memiliki akses ke vaksin. .
Tedros mengatakan dosis ketiga vaksin tidak boleh diberikan kepada semua orang sehat yang telah mendapat dua dosis penuh.