Intisari-online.com - Sepekan ini politik internasional dihebohkan dengan aliasi AUKUS yang berisi Amerika, Inggris, dan Australia.
Aliansi ini akan memberikan dukungan pada Australia untuk mendapatkan kapal selam nuklirnya.
Tntu saja langkah ini langsung memancing reaksi dari banyak petinggi dunia, seperti Prancis, hingga China.
Presiden China Xi Jinping, diketahui juga telah mengetahui kabar mengenai AUKUS tersebut.
Presiden China Xi Jinping menentang "campur tangan oleh kekuatan luar" di kawasan itu, sementara Australia terus mengabaikan kemarahan Beijing.
Hal itu diungkapkan alam pidato menjelang acara Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) pada 17 September.
Presiden China Xi Jinping mendesak para pemimpin negara untuk benar-benar menolak kekuatan eksternal agar tidak ikut campur di kawasan.
Seruan Xi datang setelah AS, Inggris dan Australia menjalin kemitraan keamanan dan pertahanan dan Australia memutuskan untuk membeli kapal selam bertenaga nuklir dari AS.
The Global Times menyebut Canberra "naif" dalam mendanai "pertaruhan perang dingin Amerika".
Namun, Perdana Menteri Australia Scott Morrison menjawab bahwa China juga memiliki "program kapal selam nuklir yang sangat penting".
"Mereka memiliki semua kekuatan untuk memutuskan kesepakatan pertahanan demi kepentingan nasional, jadi tentu saja Australia dan negara-negara lain juga," kata Morrison.
Dalam serangkaian wawancara dengan media, Morrison mengatakan pemerintah Australia menanggapi perubahan gerakan di kawasan Asia-Pasifik, di mana wilayah semakin diperebutkan dan persaingan semakin ketat.
Menurut Morrison, Australia sangat menyadari kemampuan kapal selam nuklir China dan investasi pertahanan yang berkembang.
"Kami peduli bahwa perairan internasional selalu perairan internasional, langit internasional adalah langit internasional, dan prinsip-prinsip supremasi hukum berlaku sama di semua tempat ini," kata perdana menteri Australia.
"Australia ingin memastikan bahwa tidak ada daerah di mana hukum internasional berlaku," katanya.
Keputusan Australia juga membuat marah Prancis dengan menyebabkannya kehilangan kesepakatan kapal selamnya.
Namun, penyebab utama aliansi Australia, Inggris, dan Amerika Serikat adalah kebangkitan Cina.
Beijing juga memberlakukan sanksi perdagangan yang keras terhadap berbagai produk Australia.
Karena Canberra menentang investasi China di sektor-sektor sensitif di negaranya dan menuntut penyelidikan independen terhadap asal mula pandemi Covid-19.