Perang Chechnya Pertama dimulai pada tahun 1994, berlangsung dua tahun sebelum Presiden Boris Yeltsin menandatangani perjanjian damai.
Perdamaian di Chechnya berumur pendek. Pada 7 Agustus 1999, militan Chechnya menyerbu wilayah Dagestan Rusia.
Boris Yeltsin dan perdana menterinya yang semakin berkuasa, Vladimir Putin, memutuskan bahwa kehadiran militan di Chechnya tidak bisa lagi ditoleransi.
Pengeboman udara dan invasi darat berikutnya menyebabkan ribuan orang tewas dan puluhan ribu kehilangan tempat tinggal.
Anna Politkovskaya, yang saat itu seorang reporter senior untuk Novaya Gazeta, sebuah surat kabar investigasi yang didirikan oleh Mikhail Gorbachev, dipilih untuk meliput krisis yang sedang berlangsung.
Tetapi zona perang itu berbahaya, dan banyak jurnalis berpengalaman tetap berada di luar wilayah itu dan jauh dari kekerasan yang mengerikan di sana.
Anggota media menghadapi risiko penculikan, penyiksaan, dan kematian di tangan tentara dan militan yang ingin mimpi buruk itu ditutup-tutupi.
Apa yang ditemukan Politkovskaya setibanya di Chechnya pada tahun 1999 adalah kekacauan yang kejam. Grozny, ibu kotanya, telah dibom, dan Akhmad Kadyrov, seorang separatis terkemuka dalam Perang Chechnya Pertama, telah beralih pihak dan bergabung dengan Rusia.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR