Intisari-online.com - Kabar soal asal-usul Covid-19 terus menjadi perbincangan hangat dalam beberapa bulan terakhir.
Sejak kemunculannya di China beragam rumor terus bermunculan, namun belum ada yang meyakinkan.
Salah satu yang paling meyakinkan adalah, virus ini berasal dari Alam tepatnya dari kelelawar yang bermutasi kemudian menyebar ke manusia.
Teori ini banyak dipercaya dan digunakan sebagai acuan oleh banyak ilmuwan dunia.
Selain itu, sumber lain menyebutkan bahwa virus ini berasal dari kebocoran di laboratorium Wuhan.
Teori ini bahkan terus disuarakan oleh Amerika yang menuduh, China sengaja menutupi asal-usulnya.
Bahkan teori ini pasang surut muncul, terakhir disuarakan oleh agen mata-mata Amerika yang mengaku telah mengantongi bukti kebocoran di laboratoirum Wuhan.
Namun teori ini terus di bantah, bahkan belakangan China justru membocorkan fakta lain.
Menurut Xinhua, pada Minggu (12/9/21) media China itu menyebut, upaya AS untuk menuding China atas asal-usul Covid-19 berasal dari kebocoran laboratorium terus gagal.
Media China tersebut mengutip sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh seorang kolumnis media Malaysia.
"Tidak puas dengan temuan resmi WHO yang tidak menunjukkan dengan tepat Beijing, Presiden AS Joe Biden menugaskan penyelidikan 90 hari, tetapi tidak berhasil," katanya.
"Creme de la creme unit intelijen Washington gagal mendukung teori kebocoran laboratorium Wuhan dengan bukti yang meyakinkan," MG Heng mengatakan dalam sebuah opini yang diterbitkan di portal berita lokal Malaysiakini.
"Sekali lagi, mereka mendaur ulang 'kurangnya transparansi' sebagai alasan untuk menutupi ketidakmampuan mereka," katannya.
"Namun, semakin banyak bukti muncul yang menunjukkan bahwa AS mungkin merupakan titik nol sebenarnya dari wabah Covid-19," tulis penulis. .
"Alih-alih sibuk menunjuk orang lain, mungkin Washington harus menyelidiki halaman belakangnya sendiri, Fort Detrick, pusat pertahanan senjata biologis canggih," kata Heng.
Ia mencatat bahwa enam bulan sebelum Covis-19 dikenal dunia, sebuah insiden di Laboratorium biologi Fort Detrick.
Ini memaksa Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS untuk menutup fasilitas tersebut.
Karena varian Delta dan Lambda terus berevolusi, WHO harus mengerahkan tim ahli seperti misi pencarian fakta Wuhan ke Fort Detrick, kata penulis.
"Maka, misteri Fort Detrick harus diselidiki untuk mengungkap asal usul virus mematikan demi kemajuan umat manusia," katanya.
" Jika tidak, ekonomi global dan sistem kesehatan akan terus terancam," kata penulis.