FBI Rilis Dokumen Rahasia Serangan 11 September 2001, 15 WN Arab Saudi Terlibat dalam Aksi yang Menewaskan Hampir 3.000 Orang Ini?

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Ilustrasi tragedi Menara JKembar WTC 11 September 2001
Ilustrasi tragedi Menara JKembar WTC 11 September 2001

Intisari-Online.com - Sebelumnya, keluarga korban serangan 11 September 2001 (9/11) menyatakan, mereka berharap FBI merilis laporan berisi dugaan keterlibatan Arab Saudi.

Bukti penyelidikan selama 20 tahun itu akan menjadi penentu langkah keluarga korban tragedi 9/11 dalam menggugat Riyadh.

Melansir Kompas.com, akhirnya dokumen rahasia serangan 11 September 2001 dirilis oleh FBI.

Dokumen tersebut mengungkap keterlibatan 15 warga negara Arab Saudi.

Baca Juga: Kisah Werner Goering, Pilot Pembom AS, Karena Namanya Sendiri Jadi Incaran FBI yang Hampir Membunuhnya Gegara Namanya Mirip dengan Petinggi Nazi

Kelima belas warga Arab Saudi itu termasuk dalam total 19 pembajak pesawat dalam tragedi 11 September 2001 yang menewaskan hampir 3.000 orang.

Namun, dokumen rahasia tragedi 9/11 tidak memberikan bukti bahwa pemerintah Saudi terkait dengan rencana serangan gedung WTC dan dua lokasi lainnya.

Dokumen FBI setebal 16 halaman ini didasarkan pada wawancara dengan sumber yang identitasnya dirahasiakan (ditulis sebagai PII), dan menguraikan kontak antara sejumlah warga negara Saudi dan dua pembajak, Nawaf Al Hazmi dan Khalid Al Midhar.

Para pembajak menyamar sebagai pelajar untuk memasuki Amerika Serikat (AS) pada 2000.

Baca Juga: Dijuluki 'Tentara Bayaran Abad Ke-21', Kecanggihan Spyware Israel Ini Paksa FBI Turun Tangan Menyelidikinya, Ternyata Sasarannya Memang Bukan Orang-orang Sembarangan

Memo FBI mengatakan, mereka kemudian mendapat dukungan logistik dari Omar Al Bayoumi, yang menurut saksi mata sering berkunjung ke Konsulat Saudi di Los Angeles, meskipun status resminya saat itu adalah mahasiswa.

Bayoumi, menurut sumber yang diwawancarai FBI, memiliki status sangat tinggi di konsulat.

“Bantuan Bayoumi kepada Hamzi dan Midha meliputi penerjemahan, perjalanan, penginapan, dan pembiayaan,” demikian isi memo tersebut.

Dokumen rahasia serangan 11 September 2001 juga mengatakan, ada hubungan antara dua pembajak dan Fahad Al Thumairy, imam konservatif di Masjid King Fahad, Los Angeles.

Baca Juga: Perusahaan Indonesia Pun Jadi Korbannya, Inilah Hacker Korea Utara yang Garong Duit Rp18,3 Triliun, FBI Sampai Memburunya!

Sumber FBI menyebut Fahad Al Thumairy memiliki keyakinan ekstremis.

Baik Bayoumi dan Thumairy meninggalkan AS beberapa minggu sebelum serangan 9/11, menurut kantor berita AP yang dikutip BBC.

Pemerintahan George W Bush, Barack Obama, dan Donald Trump semuanya menolak membuka dokumen rahasia tragedi 9/11, dengan alasan keamanan nasional.

Akan tetapi, Joe Biden pekan lalu memerintahkan peninjauan dokumen investigasi, memberitahu para pejabatnya untuk merilis apa yang mereka bisa selama enam bulan ke depan.

Baca Juga: Kerusuhan di Gedung Capitol Begitu Membekas, Siapa Sangka Perencananya Adalah Mantan Kepala Bagian FBI yang Sudah Tua Renta Ini, Terungkap Lewat Pesan-pesan Membahayakan Ini

Menjelang deklasifikasi, Kedutaan Arab Saudi di Washington menyambut baik rencana itu dan sekali lagi membantah hubungan negara mereka dengan para pembajak.

Kedubes Arab Saudi di AS menyebut klaim keterlibatan pemerintah dalam serangan 11 September 2001 itu salah dan jahat.

(*)

Artikel Terkait