Ada Wacana Vaksin Booster Berbayar, Ternyata Tidak Semua Orang Membutuhkan Vaksin Booster, Ahli Sebut Kita Salah Kaprah Soal Vaksin Ini

Mentari DP

Editor

Vaksinasi virus corona di Indonesia.
Vaksinasi virus corona di Indonesia.

Intisari-Online.com - Pemerintah Indonesia sedang gencar-gencarnya melakukan vaksinasi virus corona.

Tujuan vaksinasi sudah jelas. Yaitu mengurangi keparahaninfeksi virus corona.

Di Indonesia, vaksinasi virus corona tidak hanya untuk dewasa dan lansia. Akan tetapi anak-anak sudah mulai menerimanya.

Baca Juga: Baru 8 Bulan Menjabat Sebagai Presiden Amerika, Kesabaran Joe BidenMulai Habis, Mendadak Malah Menyatakan Perang Terhadap 80 JutaRakyatnya Sendiri, Ada Apa?

Ada beberapa vaksin yang digunakan di Indonesia. Ada Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, dan Moderna.

Keempat vaksin virus corona di atas dilaporkan sangat efektif dalam mengurangi risiko penyakit parah, rawat inap, dan kematian.

Bahkan terhadap virus corona varian Delta.

Tetapi setelahbanyak orang baru saja melakukan vaksin pertama, mendadak muncul peluncuranvaksin booster.

Bahkan ada wacana vaksinbooster berbayar.

Sebab suntikan vaksin Covid-19 di Indonesia belum mencapai herd immunity, bahkan belum mencapai 20 persen target masyarakat yang divaksinasi dosis lengkap.

Namun, pemerintah sudah mengambil ancang-ancang untuk membuat program booster berbayar.

Baca Juga: Pantas Banyak Korban Berjatuhan, Ternyata Blok Lapas Tangerang yang Terbakar Hanya Dijaga 1 Petugas, Bayangkan Jika Lapas Terpadat Se-Indonesia Ini Alami Hal Serupa

Lalu kapan kita membutuhkan vaksinbooster?

Dilansir daritheconversation.com pada Jumat (10/9/2021), pertama, kita perlu membedakan antara vaksinbooster danvaksin ketiga sebagai bagian dari vaksinasi.

Vaksinbooster danvaksinketiga adalah dua hal yang sangat berbeda.

Beberapa orang yang mengalami imunosupresi (mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh) mungkin memerlukan vaksinketiga.

Vaksinketigabisa dilakukantidak lama setelah vaksin kedua diberikan.

Namunvaksinbooster berbeda. Tidak semua orang bisa mendapatkannya.

Di Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakanvaksinbooster hanya diberikan kepada tenaga medis atau tenaga kesehatan.

Danvaksinbooster ini diberikan sekitar 2-3 bulan setelah vaksin kedua dilakukan.

Menurut para peneliti, kita tidak tahu pasti kapan kita membutukan vaksinbooster.

Bisa enam bulan, delapan bulan, atau malah setahun.

Belum ada jawabanpasti tentang waktu terbaik untuk menerima vaksin booster.

Pfizer baru-baru ini mengumumkan penelitiannya telah menunjukkan vaksinbooster menghasilkan peningkatan antibodi terhadap virus awal serta terhadap varian Delta yang sangat menular.

Hasil ini menunggu publikasi dan keamanan vaksinbooster perlu diketahui.

Baca Juga: Warga Satu Indonesia Boleh Bernapas Lega, SempatPecahkan Rekor Kasus Harian Covid-19 Tertinggi di Dunia, Kini Hanya Tersisa 5 Zona Merah di Indonesia, di Mana Saja?

Dokter dan pakar kesehatan masyarakat di University of California San Diego mengatakan data mereka menunjukkan efektivitas vaksin terhadap penyakit simtomatik dapat berkurang seiring waktu sejak vaksinasi.

Seiring waktu, data akan muncul tentang respons imun dan keamanan setelah vaksinbooster.

Mungkin vaksinbooster sangat dibutuhkan untuk kelompok tertentu di komunitas kita.

Misalnya, orangtua atau pekerja garis depan.

Artinya tidak semua orang perlu menggunakanvaksinbooster. Jika Anda sudah menerima dua kali vaksin virus corona, maka Anda bisa dikatakan aman.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa baru-baru ini mengatakan bahwa jika tidak ada kebutuhan mendesak, maka kita tidak perlu menerima vaksinbooster.

Kecuali jika memang pemberian vaksinbooster bisa diberikan penuh untuk seluruh populasi.

Selain itu, tidak ada ahli yang bisa menjelaskan bolehkah kita menerima vaksin booster yang berbeda dengan merek vaksin pertama dan kedua.

Oleh karenanya, daripada berpikir soal vaksin booster, para ahli meminta masyarakat lebih dulu menerima vaksin pertama dan kedua.

Baca Juga: Pantas Saja Indonesia Ngotot Gunakan Sinovac Sebagai Vaksin Andalan Dibanding Vaksin Lain MeskiEfektifitasnya Disebut-sebut Bakal Berkurang, Hal Ini Jadi Alasannya

Artikel Terkait