Intisari-online.com - Ketika China mengumumkan bantuan gelontoran uang USD 6 juta untuk pembangunan di Myanmar, jumlah uang itu menambah kucuran USD 1 triliun dari Beijing untuk megaproyek Belt and Road Initiative (BRI).
Menteri Luar Negeri China mengatakan pendanaan itu akan digunakan untuk proyek vaksin hewan, perkembangan pertanian, ilmu pengetahuan, mitigasi bencana dan juga yang mengejutkan, wisata.
Namun sementara dana semakin mengacaukan konteks finansial dari hubungan kedua negara yang melebar, diperkuat dengan rencana miliaran dolar untuk jalur kereta api, jalan dan pembangunan pelabuhan, uang-uang ini menjadi potensi perubahan permainan bagi negara-negara yang dialiri sungai Mekong, termasuk Myanmar.
Dana ini akan digunakan untuk proyek di bawah kerangka Kerja sama Mekong-Lancang (LMC), program yang dibuat China sebagai tandingan untuk pendanaan Barat, Komisi Sungai Mekong (MRC), melansir Asia Times.
MRC sudah ada sejak akhir 1950-an dan bekerja langsung untuk pemerintah Kamboja, Laos, Thailand dan Vietnam dengan tujuan bekerja bersama menangani sumber daya sungai yang dipakai bersama dan perkembangan berkelanjutan.
Lancang adalah nama China untuk Sungai Mekong.
LMC dibentuk pada November 2015 dan membawa China, Kamboja, Myanmar, Laos, Thailand dan Vietnam untuk bekerja sama.
Semua negara itu adalah negara-negara yang dialiri sungai sepanjang 5000 kilometer dari Tibet sampai Laut China Selatan.
KOMENTAR