Intisari-online.com - Munculnya varian Delta telah menyebabkan gelombang baru muncul di dunia.
Dimulai dari India, varian Delta berhasil membuat banyak negara kolaps, sampai memperketat lagi pembatasan sosial.
Bahkan di Indonesia pun sampai terkena dampak dari varian baru tersebut.
Tak cukup varian Delta menjadi ancaman dunia, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini juga umumkan ada varian baru yang lebih berbahaya.
Menuruy The Guardian,WHO menambahkan varian Mu (atau B.1.621) dari virus SARS-CoV-2 ke dalam daftar "varian luar biasa".
Setelah para ilmuwan menemukannya varian ini memiliki mutasi yang dapat mengatasi penghalang kekebalan pada manusia.
Ini terjadi di tengah kekhawatiran bahwa varian baru dapat kehilangan sebagian kekebalan yang dimiliki orang setelah tertular Covid-19 dan disembuhkan atau melalui vaksinasi.
Pada tanggal 31 Agustus, varian Mu (atau B.1.621) ditambahkan ke daftar pantauan WHO setelah ditemukan di 39 negara.
Menurut WHO, para ilmuwan menemukan bahwa varian ini memiliki sekelompok mutasi yang dapat mengatasi penghalang kekebalan pada manusia.
WHO juga mengatakan bahwa data awal menunjukkan bahwa varian Mu dapat menghindari sistem kekebalan dengan cara yang mirip dengan varian Beta yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan.
Namun, hal ini perlu diverifikasi melalui penelitian lebih lanjut.
Varian Mu pertama kali diidentifikasi di Kolombia pada Januari.
Sejak itu, kasus sporadis dan beberapa wabah yang lebih besar telah tercatat di seluruh dunia.
Di luar Amerika Selatan, kasus telah dilaporkan di Inggris, Eropa, AS dan Hong Kong.
Meskipun terhitung kurang dari 0,1% dari infeksi Covid-19 secara global, varian ini berkembang pesat di Kolombia dan Ekuador, di mana masing-masing menyumbang 39% dan 13% dari infeksi.
Varian Mu ditambahkan ke daftar varian PHE yang sedang diselidiki pada bulan Juli sebagai VUI-21JUL-01.
Setidaknya 32 kasus infeksi varian Mu telah terdeteksi di Inggris.
Pola infeksi menunjukkan itu dibawa ke negara itu melalui turis.
Sebuah laporan oleh Public Health England (PHE) pada bulan Juli mengatakan sebagian besar kasus varian Mu ditemukan di London dan pada orang-orang berusia 20-an.
Secara khusus, beberapa dari orang-orang yang dites positif untuk varian ini menerima satu atau dua dosis Covid -19 vaksin.
Penilaian risiko varian Mu yang diterbitkan oleh PHE pada bulan Agustus menyoroti studi laboratorium yang menunjukkan varian tersebut resisten terhadap sistem kekebalan yang divaksinasi seperti varian mutan Tubuh beta.
Namun, PHE mengatakan masih diperlukan lebih banyak bukti dari studi laboratorium lain dan kasus nyata dari varian tersebut.
"Saat ini, tidak ada bukti bahwa VUI-21JUL-01 lebih unggul atau lebih menular daripada varian Delta," kata laporan PHE.