Intisari-Online.com -Beberapa waktu lalu, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa dia tidak menyesali keputusannya menarik pasukan dari Afghanistan.
Biden menyerukan kepada para pemimpin Afghanistan untuk bersatu dan berjuang membela negaranya, meski Taliban semakin mengkhawatirkan.
Rupanya Biden telah lama muak dengan militer Afghanistan bahkan sejak zaman pemerintahan mantan Presiden Barack Obama.
Melansir Vox, Rabu (18/8/2021), dalam bukunya tahun 2010, Obama's Wars, Bob Woodward mencatat perdebatan mengenai tujuan sebenarnya AS di Afghanistan, dan apakah diperlukan lebih banyak pasukan untuk mencapainya.
Para pemimpin militer menginginkan puluhan ribu tentara lagi untuk melaksanakan misi kontra-pemberontakan yang ekspansif dalam upaya menstabilkan negara itu.
Biden tidak menerimanya. Di setiap langkah, dia mencoba lebih sedikit berdebat — untuk misi yang lebih terbatas daripada yang diminta militer.
Woodward menulis bahwa selama satu pertemuan pada Oktober, Biden bertanya kepada para jenderal, “Jika pemerintah adalah sindikat kriminal setahun dari sekarang, bagaimana pasukan akan membuat perbedaan?”
Dia melanjutkan dengan, “Jika setahun dari sekarang tidak ada kemajuan yang dapat dibuktikan dalam pemerintahan, apa yang kita lakukan?”
Namun, Biden tidak menerima jawaban yang meyakinkan untuk kedua pertanyaan itu.
Kemudian, dia menulis memo kepada Obama dengan alasan “tidak ada kontra pemberontakan penuh” dan “tidak ada pembangunan bangsa.”
Biden pikir tujuan militer untuk memperkuat militer dan kepolisian Afghanistan akan gagal.
Dan dia mengatakan yang berikut pada pertemuan dengan para pemimpin Dewan Keamanan Nasional, menurut Woodward:
Secara historis, (Biden) mengatakan, sangat sulit—tidak mungkin—bagi intervensi asing untuk menang di Afghanistan. Dengan puluhan ribu pasukan di lapangan, jika kita tidak dapat melakukannya dengan jumlah ini dan kita tidak memiliki mitra yang dapat diandalkan di pemerintah Afghanistan, maka tampaknya tidak bertanggung jawab untuk menyuntikkan pasukan tambahan di atas itu. Kita hanya memperpanjang kegagalan pada saat itu, katanya.
Selain itu, Biden juga kecewa pada tentara Afghanistan atas jatuhnya pemerintahan Afghanistan ke tangan Taliban.
Biden merasa para tentara Afghanistan enggan memberi perlawanan meski telah menerima banyak pelatihan dari tentara AS.
Tak hanya itu, Biden juga menyalahkan pengambilalihan Taliban di Afghanistan pada para pemimpin politik Afghanistan yang melarikan diri dari negara itu.
"Ini terjadi lebih cepat dari yang kami perkirakan. Para pemimpin politik Afghanistan menyerah dan melarikan diri dari negara itu. Militer Afghanistan menyerah, terkadang tanpa berusaha melawan," ungkap Biden dalam pidatonya di Gedung Putih, hari Selasa (17/8), seperti dikutip Reuters.
Meskipun demikian, Biden merasa keputusan AS untuk menarik pasukannya secara penuh dari Afghanistan adalah keputusan yang tepat.
"Saya berdiri di belakang keputusan saya. Setelah 20 tahun, saya telah belajar dengan cara yang sulit bahwa tidak pernah ada waktu yang tepat untuk menarik pasukan AS. Itu sebabnya kami masih di sana," lanjutnya.