Mereka mengantre di mesin ATM untuk menarik tabungan hidup mereka.
Orang-orang yang sangat miskin – yang dulunya meninggalkan rumah di pedesaan demi keamanan ibu kota – tetap tinggal di taman dan ruang terbuka di seluruh kota.
Namun, ketika suasana negara itu kacau, Presiden Ashraf Ghani justru terbang ke luar negeri setelah Taliban mendekat pada hari Minggu.
“Mantan presiden Afghanistan meninggalkan Afghanistan, meninggalkan negara dalam situasi sulit ini,” kata Abdullah Abdullah, kepala Dewan Rekonsiliasi Nasional Afghanistan. “Tuhan harus meminta pertanggungjawabannya.”
Ghani kemudian memposting di Facebook mengatakan bahwa dia memilih meninggalkan negara itu untuk mencegah pertumpahan darah di ibu kota, tanpa mengatakan ke mana dia pergi.
Media lokal melaporkan bahwa Ghani berangkat ke Tajikistan.
Ghani mengatakan dia percaya "patriot yang tak terhitung jumlahnya akan menjadi martir dan kota Kabul akan dihancurkan" jika dia tetap tinggal.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR