Tentu saja, Jo Masdani yang mengetahui hal tersebut membantah pernyataan Soekarno.
Menurut dia, peresmian Tugu Proklamasi disiapkan sejak Juni 1946, sedangkan perjanjian Linggarjati terjadi pada November 1946.
"Persiapan kami lakukan sejak Juni 1946, sedangkan Linggarjati terjadi pada November 1946. Ini kan suatu kekeliruan besar," kata Jo Masdani.
Bagaimana pun, Tugu Proklamasi itu tetap dihancurkan.
Dari puing-puing tugu tersebut, Jo Masdani menyimpan tiga keping marmer yang diletakkan di depan rumahnya sebagai bentuk kenangan.
Dalam kepingan marmer tertulis "Dipersembahkan oleh wanita Repoeblik", tulisan Proklamasi, dan peta negara Indonesia.
Dibangun kembali
Hingga kemudian pada tahun 1972, pemerintah kembali membangun Tugu Proklamasi serta Rumah Proklamasi (yang kini dikenal sebagai Gedung Perintis Kemerdekaan).
Budiarjo, yang ketika itu menjabat sebagai Menteri Penerangan, meresmikan Tugu Proklamasi yang dibangun kembali. (Muhammad Naufal)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR