Untunglah, Sutan Syahrir menyanggupi untuk meresmikan Tugu Proklamasi pada hari itu.
Semenjak peresmian tersebut, dari tahun ke tahun, para pemuda dan pelajar menyelenggarakan upacara Peringatan HUT RI di Tugu Proklamasi.
Bahkan, setelah pemulihan kedaulatan Indonesia pada 1950, presiden dan wakil presiden selalu mendatangi Tugu Proklamasi setelah upacara kenegaraan di Istana Negara.
RI 1 dan RI 2 bersama-sama meletakkan karangan bunga dan berdoa bagi para pahlawan.
Tidak hanya pejabat Indonesia, para tamu negara bahkan diajak untuk meletakkan karangan bunga bagi para pahlawan yang gugur.
Sayangnya, simbol perjuangan tersebut tak lagi dikunjungi warga setelah 14 tahun Tugu Proklamasi diresmikan.
Dihancurkan karena dianggap Tugu Linggarjati
ST Sularto, dalam ‘Bung Karno di Antara Saksi dan Peristiwa, menuliskan bahwa menurut Presiden Soekarno, Tugu Proklamasi itu merupakan Tugu Linggarjati, maka harus dihancurkan.
Padahal, perjanjian Linggarjati baru diadakan pada 10 November 1946 atau tiga bulan setelah peresmian Tugu Proklamasi.
Baca Juga: Selain Soekarno-Hatta, Siapa Saja Tokoh yang Hadir pada Acara Pembacaan Teks Proklamasi?
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR