Intisari-Online.com -Rencana sumbangan Rp2 triliun dari keluarga almarhum Akidi Tio yang sempat menuai beragam pujian kini terancam berakhir dengankekecewaan berat.
Kekecewaan yang bisa jadi akan dialami tidak hanyamasyarakat Sumatera Selatan, tapi juga seantero Indonesia.
Padahal, segala puja-puji sudah dilontarkan kepada Akidi Tio juga para keluarganya tak hanya dari masyarakat umum, tapi juga dari pejabat negara dan tokoh nasional.
Namun, apa daya, kini puja-puji tersebut bisa jadi akan menjadi kekecewaan besar usai salah satu dari anak Akidi Tio justru tiangkap oleh aparat dari Polda Sumatera Selatan.
Ya, meski pihak Heriyanti, anak Akidi Tio yang ditangkap, maupun pihak Polda Sumsel belum memberikan keterangan resmi, namun banyak yang menduga bahwa sumbangan bodong.
Heriyanti sendiri diketahui dijemput langsung oleh Dir Intelkam Polda Sumse, Kombes Pol Ratno Kuncoro ke Mapolda Sumsel, Senin (2/8/2019).
Tiba di Mapolda Sumsel pada pukul 12.59 WIB, Heriyanti langsung digiring masuk ke ruang Dir Ditkrimum Polda Sumsel dengan pengawalan sejumlah petugas.
Dengan menggunakan baju batik berwarna biru dan celana panjang hitam, Heriyanti terlihat mencoba untuk menghindari awak media dengan terus berjalan cepat sambil menutupi wajahnya.
Tidak ada sepatah katapun keluar dari mulut Heriyanti meski terus-menerus dicecar pertanyaan oleh awak media.
Sementara Dir Ditreskrimum Polda Sumsesl, Hisal Siallagan pun masih enggan memberikan komentar terkait penangkapan Heriyanti.
"Nanti saja, ya," ujar Hisal singkat.
Jawaban singkat yang akan membuat warga seantero Indonesia harap-harap cemas karena akan menjadi korban penipuan.
Tapi, di antara rakyat Indonesia yang kecewa tersebut, bisa dipastikan akan ada satu orang yang tersenyum sangat lebar mendengar kabar penangkapan Heriyanti.
Maklum, kurang dari 24 jam sebelumnya, dirinya secara blak-blakan menyebut akal sehat pejabat-pejabat Indonesia telah dilecehkan oleh kabar sumbangan Akidi Tio.
Dia mengaku tidak sedikitpun bertepuk tangan atau bahagia ketika mendengar kabar bahwa akan ada sumbangan dari keluarga pengusaha bernama Akidi Tio.
"Saya tidak memberi rasa kagum, apalagi pujian. Saya malah kian sangsi mengenai akal waras kita semua,"tuturnya dalam tulisannya di Kompas.com yang berjudul "Akidi Tio, Rp 2 Triliun, dan Pelecehan Akal Sehat Para Pejabat"
Pernyataan sosok tersebut bisa jadi terkait dengan puja-puji yang diberikan pejabat dan tokoh nasional kepada Akidi Tio dan keluarganya.
Gubernur Sumatera Selatan misalnya, menyebut bahwa aksi filantropis keluarga Akidi Tio patut dicontoh oleh segenap masyarakat Sumsel.
“Kita bangga ya, keluarga almarhum Akidi Tio ini ikut serta memberikan kepedulian terhadap penanganan Covid-19 di Sumsel. Apalagi jumlah dana yang diberikan sangat besar mencapai Rp 2 triliun. Ini angka yang tidak sedikit,” kata Herman, seperti dikutip dari kompas.com.
Sementara itu,Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyampaikan apresiasinya melalui akun Twitter pribadinya, @susipudjiastuti.
"Ketulusan berbagi yang luar biasa. Respect & apresiasi untuk bapak Akidi (Tio) & keluarga," tulis Susi pada Selasa (27/7/2021).
"Semoga amal bapak dibalas oleh Tuhan YME (Yang Maha Esa)," lanjut Susi.
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo pun termasuk tokoh nasional yang tak mau ketinggalan memberi apresiasi kepada Akidi Tio.
Bambang secara khusus menayangkan video berisi ulasan tentang siapakah Akidi Tio besertacaption"PATUT DITIRU oleh Kita Semua."
Namun, tidak dengan Hamid Awaludin, Mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Melalui tulisannya dikompas.com, Hamid menuturkan bahwa bangsa Indonesia sudah beberapa kali ditipu oleh sosok-sosok yang mengklaim memberikan sumbangan dalam jumlah fantastis.
Dia mengambil contoh seorang pengusaha yang berjanji akan membangunkan rumah untuk korban bencana alam di Palu, Sulawesi Tengah, dan Nusa Tenggara Barat.
Namun, sosok yang sama yang menjanjikan rumah untuk prajurt TNI tersebut tak pernah merealisasikan janjinya.
Sampai-sampai mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla pun murka apalagi mengetahui bahwa sosok pengusaha tersebut sudah mendapat tanda kehormatan Bintang Mahaputra.
Hamid pun lalu mengangkat sejarah kelam saat para pejabat Indonesia, termasuk Presiden Soekarno ditipu oleh Raja Idrus dan Ratu Markonah.
Kedua orang yang mengaku sebagai raja dan ratu dari suku Anak Dalam di Jambi tersebut mengaku akan menyumbang untuk membantu pembebasan Irian Barat.
Apa yang terjadi kemudian? Ternyata Idrus hanya seorang tukang becak sementara Markonah tidak lain merupakan seorang PSK.