Acungkan Jari Tengah kepada Keluarga para Korban Usai Divonis Hukuman Seumur Hidup, Pembunuh Ini Sebut akan Gunakan Tangan Pencabut Nyawa para Korban untuk Hal yang Benar-benar Menjijikkan

Maymunah Nasution

Editor

Remaja pembunuh 3 anak SMA ini sadar dengan yang ia lakukan tapi tidak tahu mengapa ia melakukannya
Remaja pembunuh 3 anak SMA ini sadar dengan yang ia lakukan tapi tidak tahu mengapa ia melakukannya

Intisari-online.com -Kasus kejahatan seperti pembunuhan sering kali melibatkan tersangka yang terpojok dan terpaksa membunuh.

Namun tidak jarang psikopat benar-benar muncul di pengadilan pembunuhan terkeji yang dilakukan manusia.

Seperti remaja ini.

Mengutip nydailynews.com, remaja Ohio mengenakan kaos putih dengan tulisan 'pembunuh' ditulis dengan huruf besar tersenyum, menyumpah dan bertindak tidak senonoh ketika ia dihukum di pengadilan.

Baca Juga: Kasusnya Sudah Berlalu Tapi Fakta Mencengangkan Ini Malah Baru Terungkap, Pembunuh Presiden Haiti Ternyata Memiliki Hubungan Ini dengan Militer Amerika, Apa Itu?

Ia mendapatkan hukuman seumur hidup tanpa banding atas kasus pembunuhan tiga murid SMA dan mencederai tiga murid lain dalam aksi penembakan 11 tahun yang lalu.

Dalam sidang T.J. Lane yang saat disidang berumur 18 tahun, keluarga korban penembakan diberi kesempatan untuk berbicara di pengadilan.

Lane hanya tersenyum mengejek dan melepas baju tahanan untuk tunjukkan kaos putih bertuliskan 'pembunuh'.

Kaos itu sama dengan yang ia pakai di hari ia menembaki korban-korbannya.

Baca Juga: Mary Pearcey, Pembunuh Licik Wanita yang Diduga Jack The Ripper, Bukti-bukti Ratusan Tahun Ini Berhasil Mengungkapnya

Ia bermain-main di kursinya saat keluarga korban naik ke podium dan menyebutnya repulsif, meminta ia dibunuh 'dengan sangat pelan dan menyiksa' dan mengatakan ia seharusnya dikunci 'seperti hewan.'

Selama sidang lain yang menuntun kepada keputusan bersalahnya pada 26 Februari 2012, Lane tetap bermuka datar dan tidak mengenali keluarga korban.

Saat ia diberi kesempatan untuk berbicara di pengadilan, Lane mengabaikan saran dari pengacaranya dan justru menyumpah-nyumpah.

"Tangan yang telah menarik pelatuk yang membunuh anak-anak kalian kini merancap untuk kenangan itu. Persetan kalian semua," ujar Lane sebelum memberikan acungan jari tengah kepada keluarga korban.

Baca Juga: Kisah Cinta Marita Lorenz, Kekasih Sekaligus Spionase dan Pembunuh Bayaran yang Ditugaskan Menghabisi Nyawa Fidel Castro

Semua syok mendengar pernyataan tersebut dan beberapa mulai menangis.

"Sejujurnya, aku tidak siap untuk ini," ujar jaksa penuntut James Flaiz setelah tindakan vulgar Lane.

"Ini memastikan apa yang telah kita ketahui selama ini, jika memang ini pembunuhan darah dingin, penuh perhitungan.

"Apa yang kita hadapi sekarang adalah manusia menjijikkan," ujar Flaiz.

Baca Juga: Kisah Mengerikan Mona Fandey, Dukun Psikopat yang Awalnya Merintis Karir sebagai Penyanyi Malaysia, Dikenal dengan Single Andalan 'Ku Nyanyikan Lagu Ini'

"Ia masih menolak menawarkan penjelasan apapun atas mengapa ia melakukan ini. Satu-satunya penjelasan yang bisa aku jelaskan ke pengadilan adalah ia orang jahat."

Hakim David Fuhry menghukum Lane tiga hukuman seumur hidup tanpa kemungkinan banding.

Lane tersenyum dan mengangguk menerima hukumannya.

Ibu dari Danny Parmertor, salah satu korban Lane, menceritakan rasa sakitnya dengan pengadilan dan mengamuk kepada Lane.

Baca Juga: Satu Psikopat, Satu Penuh Empati, Kisah Kembar Siam Krivoshlyapova yang 'Diculik' dari Ibunya Sendiri Sejak Lahir Demi Eksperimen

"Kau tidak pantas dipanggil manusia," ujar ibu yang berduka itu. "Kau adalah monster. Kau lemah, menyedihkan, dan pengecut."

Lane berumur 17 tahun ketika ia membawa pistol kaliber 22 milik pamannya dan pisau ke sekolah Ohio pada 27 Februari 2012.

Ia menembakkan senjata itu 10 kali di dalam kantin SMA Chardon, membunuh Daniel Parmertor dan Demetrius Hewlin yang berumur 16 tahun, serta Russell King Jr yang berumur 17 tahun.

Lane juga mencederai Nicholas Walczak, yang lumpuh dari pinggang ke bawah dan selamanya hidup di kursi roda; Nate Mueller, yang digores di telinga, dan Joy Rickers, yang dirawat setelah penembakan.

Baca Juga: Pantas Ketika Dewasa Jadi Pembunuh Berdarah Dingin, TernyataOrangtua Nikko JenkinsJuga Miliki Latar Belakang Kriminal yang Mengerikan

Lane bukanlah murid di SMA Chardon, tapi ia berada di tempat itu saat menunggu bus ke Lake Academy di Willoughby, SMA tempatnya bersekolah.

Namun Lane memiliki adik perempuan di SMA Chardon, Sadie Lane.

Ia berbicara singkat kepada wartawan setelah vonis Lane dijatuhkan dan mengatakan orang di pengadilan itu bukanlah kakak yang ia ingat.

"Mungkin sulit bagi sebagian untuk mengerti, tapi aku sayang kakakku dan berharap apapun hukuman yang ia hadapi di masa depan, ia masih dapat menyentuh kehidupan orang lain dalam cara positif dari sudut pandangnya," ujarnya.

Baca Juga: Ketika Seorang Wanita Jatuh Cinta dan SiapMenikah dengan Nikko Jenkis, Pembunuh Berantai yang Dihukum Mati dan Memotong Organ Vitalnya Sendiri

Kasus itu awalnya disidang di pengadilan remaja, di mana bukti tunjukkan Lane menderita halusinasi, psikosis dan fantasi menurut AP.

Namun hakim pengadilan remaja menyebut Lane secara mental siap disidang di pengadilan dewasa.

Penyelidik kasus tersebut mengatakan Lane mengakui penembakan tersebut tapi tidak tahu mengapa ia melakukannya.

Artikel Terkait