Intisari-Online.com - Ketika Operasi Barbarossa dipetakan, Hitler berasumsi ini akan menjadi kemenangan mudah bagi Nazi, tetapi kenyataannya membuktikan sebaliknya.
September 1939 - hanya 2 hari setelah Nazi Jerman menginvasi Polandia - Prancis dan Inggris Raya menyatakan perang terhadap Jerman.
Delapan bulan kemudian, Jerman meluncurkan kampanye kilat melalui Eropa Barat, menaklukkan Belgia, Belanda, Luksemburg, dan Prancis hanya dalam enam minggu, mulai Mei 1940.
Dengan kekalahan Prancis dan Inggris sendirian untuk melawan Nazi Jerman di Eropa, Hitler bertujuan memperluas wilayahnya ke timur.
Ini berarti Jerman harus mengalahkan Uni Soviet, yang saat itu dipimpin oleh Joseph Stalin.
Kampanye Invasi dengan Jumlah Pasukan Nazi Terbesar
Pada 18 Desember 1940, Hitler mengeluarkan Directive 21 - perintah resmi untuk menyerang Uni Soviet.
Jerman berencana mengirim pasukan untuk menduduki rute dari pelabuhan Archangel di utara Uni Soviet ke pelabuhan Astrakhan di Laut Kaspia (juga dikenal sebagai "rute AA").
Jika berhasil, sebagian besar penduduk dan potensi ekonomi Uni Soviet akan berada di bawah kendali Hitler.
Setelah penundaan selama lima minggu, Operasi Barbarossa secara resmi dimulai pada 22 Juni 1941.
Source | : | 24h.com.vn |
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR