Dijuluki Teroris Berbahaya Oleh Amerika, Pejabat Taliban Malah Lakukan Pertemuan dengan China, Lalu Rundingkan Hal Ini, Terkuak China dapat Keuntungan Ini Dari Taliban

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Pasukan Taliban di Afghanistan.
Pasukan Taliban di Afghanistan.

Intisari-online.com - Sejak penarikan pasukan Amerika di Afganistan, Taliban terus menguasai wilayah Afghanistan.

Bahkan Afghanistan sampai meminta bantuan pada China, Rusia dan India untuk mengatasi masalah ini.

Namun, belakangan sebuah kabar menyebutkan Taliban malah melakukan pertemuan dengan China.

Mullah Abdul Ghani Baradar, salah satu pendiri organisasi Taliban, kepala kantor Taliban di Qatar.

Baca Juga: Meski Janji Takkan Jadi Basis Separatis, Taliban Tetap Bikin China Khawatir Bakal Lakukan Hal Ini

Ia tiba di Tianjin, China pada 28 Juli dan bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi.

Ini adalah pertama kalinya seorang pemimpin senior Taliban mengunjungi China sejak kelompok itu menguasai setengah dari Afghanistan, memegang perbatasan dengan Xinjiang, China.

Sebelum kunjungan tersebut, Taliban menuduh serangan udara AS untuk mendukung pasukan pemerintah Afghanistan sebagai pelanggaran terhadap perjanjian Doha.

Pada Februari 2020, Baradar mewakili Taliban, menandatangani perjanjian dengan AS, membuka jalan bagi AS untuk menarik pasukannya dari Afghanistan.

Baca Juga: Taliban Makin Brutal Setelah AS Tarik Pasukannya, Puluhan Warga Afghanistan Diseret dari Rumahnya dan Dieksekusi

China terus mengawasi penarikan AS, siap memainkan peran yang lebih besar di tetangga baratnya.

Pada bulan Juni, Menteri Luar Negeri China Wang Yi berbicara tentang "membawa Taliban kembali ke arena politik" selama pertemuan dengan rekan-rekannya dari Afghanistan dan Pakistan.

SCMP mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan, "Posisi China adalah bahwa Afghanistan harus menyelesaikan masalah internalnya sendiri dan tidak mengancam keamanan China."

Memastikan keamanan untuk proyek investasi Xinjiang dan China di kawasan ini adalah prioritas utama yang dipedulikan Beijing.

Taliban pernah mendukung pemberontak Uighur, tetapi sekarang bersumpah untuk tidak ikut campur dalam urusan dalam negeri China.

Sembilan anggota delegasi Taliban pergi ke Beijing pada 2019, bertemu dengan perwakilan tinggi China di Afghanistan, saat itu Deng Xijun.

Dalam pertemuan 28 Juli itu, pemimpin Taliban bertemu langsung dengan Menteri Luar Negeri Wang Yi, beberapa hari setelah Wang bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman.

Baca Juga: Muka Dua Taliban, Ditasbihkan Jadi Kelompok Teroris Islam Terkuat di Dunia, Malah Abaikan Penderitaan Muslim Uighur untuk Bekerjasama dengan Musuh AS Ini, Umat Islam dalam Bahaya

Yan Wei, profesor hubungan internasional di Universitas Northwestern di China, mengatakan Taliban dan China memiliki alasan untuk mendorong negosiasi.

"Apakah Taliban membentuk pemerintahan yang sah atau tidak, kelompok itu tetap menjadi kekuatan penting dalam perkembangan politik dan keamanan di Afghanistan," kata Profesor Yan.

"Taliban dapat membantu mengekang organisasi teroris di dalam Afghanistan. Melalui Taliban, China dapat membantu mempromosikan perdamaian dan keamanan di kawasan itu," katanya.

Artikel Terkait