Intisari-Online.com - Setelah AS mulai menarik pasukannya dariAfghanistan, Taliban berupaya untuk memperluas kekuasaannya.
Dalam beberapa bulan terakhir, Taliban melakukan tur global demi mendapatkan pengakuan internasional di tengah upaya mereka merebut kembali kekuasaan.
Di dalam negeri, mereka sudah merebut ratusan distrik sejak Mei.
Taliban juga mulai berdialog dengan China.
Perwakilan tingkat tinggi Taliban di China menegaskan jika mereka berkuasa, Afghanistan takkan menjadi basis separatis.
Pernyataan itu disampaikan juru bicara Mohammad Naeem saat mereka berkunjung ke Beijing untuk berdialog dengan "Negeri Panda".
Diketahui, Afghanistan dan China dibatasi kawasan pegunungan terjal tanpa adanya persimpangan jalan sepanjang 76 kilometer.
Meski begitu, Beijing khawatir jika Afghanistan akan menampung etnis Uighur yang dianggap sebagai kelompok separatis.
Naeem berjanji, "Emirat Islam meyakinkan China bahwa Afghanistan tidak akan menjadi sarang bagi kelompok yang berniat menyerang suatu negara."
Naeem menerangkan,China juga berjanji tidak akan mengintervensi, sebaliknya membantu mencari solusi dan memberi perdamaian.
Beijing sempat menjadi host delegasi Taliban pada 2019, dengan dialog keduanya lebih banyak terjadi lewat jalur belakang melalui Pakistan.
Para pemimpin komunis di China dan Taliban yang fundamental jelas mempunyai sedikit kesamaan dalam hal ideologi.
Tetapi, para pakar menyebut relasi keduanya bisa terjalin mengingat pragmatisme dan masing-masing saling membutuhkan.
BagiChina, menjalin diplomasi yang mantap akan membantu mengembangkan Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI) di Afghanistan.
Sementara bagi pemberontak, "Negeri Panda" bisa dipandang sebagai mitra utama dalam peningkatan ekonomi dan investasi.
Andrew Small, penulis The China–Pakistan Axis menuturkan, Beijing tentu bisa menangani sepak terjang Taliban.
Dilansir AFP, Rabu (28/7/2021), Small mengatakan, "Tetap saja, agenda keagamaan secara inheren tidak membuat mereka terkesan."
Menurut Small, China tidak begitu yakin Taliban akan teguh dengan janjinya tidak akan melindungi separatis Uighur.