Kisah Ibu Negara Timor Leste Pertama, Menyusup Masuk ke Indonesia Berkat Keahliannya, Berhasil Membuatnya Terhubung dengan Mata-mata Indonesia hingga Kelompok Pemberontak

Khaerunisa

Editor

Presiden Pertama Timor Leste setelah merdeka dari Indonesia, Xanana Gusmao, dan ibu negara pertama Timor Leste, Kirsty Sword.
Presiden Pertama Timor Leste setelah merdeka dari Indonesia, Xanana Gusmao, dan ibu negara pertama Timor Leste, Kirsty Sword.

Intisari-Online.com - Kirsty Sword adalah ibu negara Timor Leste pertama.

Ia menikah dengan Xanana Gusmao pada tahun 2000, dan 2 tahun kemudian suaminya diangkat menjadi Presiden Pertama Timor Leste.

Otomatis, Kirsty Sword yang berkebangaan Australia menjadi ibu negara Timor Leste.

Pertemuan Kirsty Sword dan Xanana Gusmao adalah kisah yang luar biasa.

Baca Juga: Bak Cuan Penuh Berkah di Balik Musibah, Rakyat Timor Leste Kini Bisa Sedikit Bernapas, Ladang Minyak yang Diprediksi Mati Tahun Lalu Kini Malah Gelontorkan Hasil di Luar Ekspektasi

Mereka bertemu ketika Xanana Gusmao berada di penjara Jakarta karena perannya sebagai pimpinan pemberontak.

Namun, kisah Kirsty Sword sendiri datang ke Indonesia juga tak kalah luar biasa.

Bagaimana seorang wanita Australia sampai di Timor Leste yang saat itu tengah berada dalam kekacauan.

Rupanya, sosok ibu negara pertama Timor Leste ini mengandalkan keahliannya yang bisa ia gunakan untuk terhubung dengan berbagai elemen.

Baca Juga: Cek Watak Weton Kamis Legi, Mereka Memang Dermawan dan Bijaksana, Tapi Juga Punya Sifat Buruk Ini

Melansir abc.net.au (14/5/2012), melalui tulisannya berjudul 'How Xanana Gusmao's Australian wife traded Victoria for Timor-Leste', ia menceritakan kisah kedatangannya ke Indonesia.

Saat itu, Timor Timur masih merupakan bagian wilayah Indonesia setelah invasi tahun 1975.

"Saya tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di dalam Timor Timur," ungkapnya.

Menurutnya, rezim Suharto membuat dunia percaya bahwa orang Timor sangat bahagia sebagai warga negara Indonesia, dan jauh lebih baik ketika menjadi bagian dari republik Indonesia dibanding sebagai orang Timor Portugis.

Baca Juga: Inggris Sudah Menerima Sebagian Imbasnya, Inilah Tsunami 'Long Covid' dan Biaya Mahal yang Harus Pemerintah Inggris Bayarkan Guna Jamin Kesehatan Rakyatnya

Pada pertengahan 1980, Kirsty Sword melakukan perjalanan ke Jawa dan Bali.

Kemudian, seiring waktu ia juga berhasil masuk ke Timor Timur, padahal menurutnya wilayah tersebut merupakan tempat yang sangat tertutup.

Terlebih bagi orang asing, disebut bahwa Timor Timur bukanlah tempat yang terbuka untuk mereka.

Bahkan, katanya untuk warga negara Indonesia tanpa izin saja itu bukanlah tempat yang mudah untuk dimasuki.

Baca Juga: Inggris Sudah Menerima Sebagian Imbasnya, Inilah Tsunami 'Long Covid' dan Biaya Mahal yang Harus Pemerintah Inggris Bayarkan Guna Jamin Kesehatan Rakyatnya

"Sangat sedikit informasi tentang kondisi sebenarnya di lapangan, situasi hak asasi manusia, yang keluar," ujarnya.

Kirsty Sword mengaku bisa memiliki akses ke Timor Timur berkat teman-temannya di Universitas Melbourne yang terlibat dalam gerakan klandestin.

"Saya memiliki akses ke laporan yang keluar dari kelompok mahasiswa dan dari anggota gerakan perlawanan bersenjata tentang kekejaman yang mengerikan dan pelanggaran hak asasi manusia," katanya.

Selain itu, keahlian berbahasanya-lah yang membuatnya berhasil terhubung dengan berbagai elemen.

Baca Juga: Gak Nyangka Manfaatnya Akan Sehebat ini, Coba Taruh Beras ke Dalam Lemari Pakaian Anda, Jangan Kaget Apa yang Akan Terjadi!

"Saya menyamar sebagai turis pada tahun 1990, itu adalah satu-satunya cara untuk benar-benar masuk," bebernya.

"Saya menggunakan kemampuan bahasa saya dengan baik, saya dapat mengobrol dengan mata-mata Indonesia yang berada di bandara mengawasi kedatangan dan pergi.

"Saya dapat menggunakan kemampuan bahasa Portugis saya untuk mengirim surat ke semak-semak kepada anggota Falantil, yang saat itu dipimpin oleh suami saya sekarang.

Kirsty Sword mengaku, ia juga melihat kemampuan bahasanya sebagai 'titik masuk' untuk kisah cintanya dengan Timor Leste.

Baca Juga: Informasi Rahasia Bocor, Amerika Dibuat Ketar-Ketir Setelah Tahu Ternyata China Sudah Siapkan Ratusan Senjata Nuklir Ini Disembunyikan di Lokasi Ini

Ketika menyamar, ia menggunakan nama alias, yaitu Ruby Blade.

"Siapapun yang terlibat dalam mendukung gerakan kemerdekaan dan beroperasi di luar Indonesia memerlukan nama samaran untuk melindungi keselamatan mereka sendiri dan juga keselamatan anggota jaringan lainnya," katanya.

Menurutnya, menggunakan nama samaran adalah pilihan terbaik agar dia tetap bisa masuk ke Indonesia.

"Saya menggunakan Ruby Blade. Jelas, 'Blade' karena 'Sword', tapi Ruby hanya karena terdengar seperti Agatha Christie," ungkapnya.

Baca Juga: Tak Perlu Sampai Digaruk Segala, Pakai 3 Bahan Alami Ini Saja Bisa Sembuhkan Biduran

Sword bertemu dengan Gusmao di penjara Jakarta pada 1994.

Aktivis Australia-Timor Leste tersebut berhasil mendapatkan izin masuk ke penjara itu padahal dia berada di pihak Timor Leste.

Setelah menikah dengan Xanana Gusmao, Sword pindah ke Timor Leste dan menjadi dikagumi secara luas di antara orang Timor Leste.

Dia berkomitmen untuk pekerjaan menjadi ibu negara.

Baca Juga: Tak Hanya Jadi Bahan Bakar Lampu, Bahan Ini Ternyata Bisa Dipakai Bersihkan Noda Crayon dan Spidol di Tembok, Nyesel Baru Tahu

Pada 2012, Sword pindah sementara ke Rosebud di pinggiran Melbourne untuk menjalani perawatan kanker payudara.

Kemudian pada 2015, pasangan Kirsty Sword dan Xanana Gusmao datang dengan kabar mengejutkan, mereka memutuskan untuk bercerai.

Setelah perceraian, Kirsty Sword tinggal di Melbourne Australia bersama anaknya.

Bagaimanapun, sosok ibu negara pertama Timor Leste ini tak akan terlupa bagi rakyat Timor Leste.

Baca Juga: Informasi Rahasia Bocor, Amerika Dibuat Ketar-Ketir Setelah Tahu Ternyata China Sudah Siapkan Ratusan Senjata Nuklir Ini Disembunyikan di Lokasi Ini

(*)

Artikel Terkait