Intisari-online.com - Saat ini China sedang babak belur dihajar bencana banjir terburuk di dunia.
Salah satu kota yang terdampak bajir bandang tersebut adalah Zhnegzhou.
Padahal sebelumnya kota itu, sudah mati-matian dirancang untuk tahan banjir dan menyelamatkan China dari bencana 1.000 tahunan itu.
Menurut 24h.com.vn, pada Minggu (25/7/21), Zhengzhou menginvestasikan 8 miliar dollar AS (Rp118 Triliun) dalam proyek kota spons.
Proyek yang dipercaya akan membuat air meresap dan meminimalkan dampak banjir di kota tersebut.
Sponge City atau kota spons adalah konsep pembangunan perkotaan yang berfokus pada pemanfaatan infrastruktur yang berkelanjutan.
Seperti ruang terbuka hijau dan lahan resapan air, yang membantu mengatasi hujan lebat, serta menambah air pada musim kemarau.
Selama bertahun-tahun, China telah membangun "kota spons" di banyak kota di seluruh negeri, termasuk kota Zhengzhou, ibu kota provinsi Henan.
Namun kota itu justru mengalami banjir bersejarah dengan curah hujan dalam beberapa hari terakhir, 3 hari sama dengan setahun.
Kota Zhengzhou menginvestasikan 53,4 miliar yuan (Rp118 triliun) dalam proyek percontohan yang akan dijalankan dari 2017 hingga 2030.
Memiliki tujuan untuk mengubah kota metropolis berpenduduk lebih dari 12 juta orang ini menjadi salah satu kota termaju di dunia.
Fakta bahwa kota itu masih banjir besar pada 20 Juli telah menarik perhatian netizen Tiongkok, serta saluran media asing seperti Wall Street Journal (WSJ) dan Financial Times (FT).
"Hujan deras di Zhengzhou seperti tamparan pada proyek 'kota spons' dan menunjukkan betapa sulitnya bagi manusia untuk memenangkan alam," tulis seorang warga China di Weibo, menurut WSJ.
He Guangwei, seorang mantan reporter, bertanya "mengapa 53,4 miliar yuan dituangkan di sini?
Apakah Anda ingin saya mencari tahu?"
Menurut Global Times, tidak ada kota yang dapat menahan hujan selama satu tahun hanya dalam tiga hari.
"China tidak bermaksud membuat 'mitos' dengan proyek 'kota spons'. Proyek ini hanya bertujuan untuk meningkatkan sistem drainase kota," kata Lü Xiang, seorang peneliti di Akademi Ilmu Sosial China di Beijing.
Menurut pengamat China, pemerintah kota Zhengzhou telah mencoba yang terbaik untuk membatasi kerusakan dan kerugian yang disebabkan oleh banjir.
Sebelum banjir bersejarah, proyek "kota spons" telah membantu Zhengzhou mencegah 125 titik genangan.
Ini akan mengatur 380 juta ton air sejak proyek dimulai pada 2017, kata pengamat China 2018, hingga Mei 2021.
Kapasitas drainase kota-kota modern sebagian besar telah menurun karena sumber air ditempati dan sungai direklamasi untuk mendapatkan lebih banyak lahan.
"Proyek 'kota spons' bertujuan untuk meningkatkan kemampuan regulasi kota untuk menghilangkan kelebihan air selama banjir dan mengisi kembali sumber daya air selama kekeringan," kata Ma Jun, direktur Institut Urusan Publik dan lingkungan, di surat kabar Hoan Cau.
Ma menambahkan bahwa rekor curah hujan di Zhengzhou telah melebihi kapasitas "kota spons".