Intisari-Online.com - Timor Leste mengalami masa-masa penjajahan yang begitu panjang.
Indonesia menduduki Timor Leste kurang lebih selama 24 tahun, sebelum akhirnya wilayah ini merdeka melalui referendum pada tahun 1999.
Namun, jauh sebelum itu, rakyat Timor Leste telah mulai mengalami penjajahan pada abad ke-16 dengan kehadiran Bangsa Portugis.
Ratusan tahun dikuasai Bangsa Portugis, wilayah berjuluk Bumi Lorosae ini juga diperebutkan dua kekuatan Eropa.
Portugis dan Belanda memperebutkan Pulau Timor sekitar tahun 1902, yang akhirnya menghasilkan pembagian pulau itu.
Bagian Barat menjadi wilayah kekuasaan Belanda, sementara bagian timur yang kini merupakan wilayah Timor Leste dikuasai Portugis.
Sempat jatuh ke tangan Jepang, Timor Leste kembali dikuasai Portugis di akhir Perang Dunia II hingga tahun 1975.
Menjadi bangsa yang paling lama menjajah Timor Leste, rupanya bukan hanya kenangan pahit yang ditinggalkan Bangsa Portugis.
Melansir timorleste.tl, Bangsa Portugis merupakan yang pertama memperkenalkan kopi ke Timor Leste, yaitu pada tahun 1860.
Kemudian, kopi dengan cepat menjadi ekspor utama bahkan menyalip kayu cendana).
Pada pertengahan 1860, komoditas ini menyumbang setidaknya 50% dari nilai total ekspor dari koloni.
Namun, saat itu semua produksi dimiliki oleh segelintir pemilik tanah Portugis, sementara masyarakat lokal hanya terlibat dalam pemanenan.
Selanjutnya, pada pertengahan 1970-an, ketiak Indonesia mengambil alih Timor Leste, Timor Leste justru menjadi kurang fokus dan produksi kopi.
Produksinya pun menurun secara signifikan dengan hilangnya keterampilan bertani dan meninggalkan warisan pohon tua.
Namun, sejak kemerdekaannya yang secara resmi diakui internasional pada tahun 2002, sektor kopi telah dengan cepat dibangun kembali.
Kopi sekarang menjadi penyumbang sekitar 80% dari total ekspor Timor Leste.
Kopi yang dihasilkan Timor Leste dikenal berkualitas tinggi, enak, dan telah diekspor ke seluruh dunia.
Ini adalah komoditas panas yang dijual dengan harga premium di pasar global dengan pasar utamanya Amerika Serikat, Jerman, Portugal, Indonesia dan Australia.
Orang Timor juga dikenal sebagai peminum kopi yang hebat.
Salah satu faktor yang membuat kopi Timor Leste terkenal adalah bahwa, selain menanam arabika dan robusta, negara ini memiliki varietas kopi hibrida sendiri, yaitu Hibrida Timor yang berasal dari periode pra-Perang Dunia II.
Hibrida Timor lahir dari perkawinan spontan tanaman Robusta dan Arabika dan merupakan varietas yang sangat tahan penyakit dan berdaya hasil tinggi yang kini telah ditanam di seluruh dunia.
Hibrida Timor juga merupakan tulang punggung dari varietas Catimor dan Sarchimor yang terkenal.
Negara ini terus meningkatkan kualitas kopinya, yang organik pasif, karena pupuk dan pestisida tidak pernah diperkenalkan.
Sebagian besar hasil bumi digunakan untuk ekspor, tetapi ada sejumlah besar Kafe yang menawarkan kopi khas Timor di Dili, dan di distrik-distrik.
Kopi ditanam di dataran tinggi Timor-Leste yang curam dan hutan kopi dengan kanopi pohon peneduhnya yang besar sekarang mencakup sekitar 52.000 ha.
Ermera menyumbang setengah dari produksi kopi Timor-Leste dengan daerah penting lainnya adalah Ainaro, Maubisse, Aileu, Manufahi, Liquica, dan Bobonaro.
(*)