Padahal di Indonesia Sempat Jadi Andalan, Pejabat Kesehatan China Ini Malah Keceplosan Bongkar Sendiri Kekuarangan Vaksin Buatan China, Sebut Puji Vaksin Ini Punya Kualitas Lebih Baik

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

ilustrasi vaksin Covid-19.
ilustrasi vaksin Covid-19.

Intisari-online.com - Mengamuknya mutasi Covid-19 di Indonesia menyebabkan banyak orang bertanya-tanya mengenai keefektifan vaksin Sinovac buatan China.

Pasalnya saat ini hanya vaksin Sinovac-lah yang dosisnya diberikan paling banyak kepada rakyat Indonesia.

Selebihnya, vaksin seperti AstraZaneca juga dibagikan, meskipun tak sebanyak Sinovac.

Namun, lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia, membuat banyak pihak bertanya-tanya mengenai apakan vaksin tersebut efektif.

Baca Juga: Bala Bantuan Mulai Datang Tangani Ledakan Kasus Covid-19 yang Makin Menggila, Negara-negara Ini Kirimkan Jutaan Dosis Vaksin yang Ampuh Lawan Varian Delta Meski Ada Tujuan Lain

Sementara itu, alasan mutasi Covid-19 yang disebut-sebut sebagai varian delta dikatakan sebagai faktor utama lonjakan tersebut.

Dengan mengatakan bahwa vaksin Covid-19 belum cukup efektif untuk mencegah dari penularan jenis baru ini.

Karena mutasi baru yang disebut varian delta ini disebut-sebut lebih menular daripada varian awal.

Selain itu, keefektifan vaksin Sinovac yang kini masih jadi andalan di Indonesia juga sedikit diragukan.

Baca Juga: Meski Sudah Diberikan Vaksin, Kasus Covid-19 di Indonesia Dianggap Masih Melonjak, Menteri Kesehatan Indonesia Akhirnya Buka Suara Ungkap Fakta Tentang Vaksin Sinovac

Bahkan dalam sebuah laporan yang dimuat oleh Associated Press pada 11 April 2021, sempat mengutip pernyataan perjabat tinggi di China.

Dalam laporan itu, pejabat tinggi pengendalian penyakit China, dalam pengakuan langka mengatakan vaksinbuatan China hanya memberikan perlindungan rendah terhadap virus corona.

Dalam hal ini ia tidak menjelaskan nama vaksin mana yang dimaksud, namun dia menuding sebagai vaksin China.

Kemudian melanjutkan, bahwa mencampurnyaadalah salah satu strategi yang dipertimbangkan untuk meningkatkan efektivitasnya.

China telah mendistribusikan ratusan juta dosis vaksin buatan dalam negeri ke luar negeri dan mengandalkan mereka untuk kampanye imunisasi massalnya sendiri.

Tetapi direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, Gao Fu, mengatakan pada konferensi bahwa tingkat kemanjuran mereka perlu ditingkatkan.

"Kami akan memecahkan masalah bahwa vaksin saat ini tidak memiliki tingkat perlindungan yang sangat tinggi," kata Gao dalam presentasi tentang vaksin Covid-19 China dan strategi imunisasi pada sebuah konferensi di kota barat daya Chengdu.

Baca Juga: Dunia Jadi Saksi Kegagalan Vaksin Sinovac Lawan Covid-19, Tapi Indonesia Tetap Ngotot Pakai Vaksin China Itu Meski Datanya Kian Mengkhawatirkan, Negara Lain yang Malah Kelimpungan

"Sekarang sedang dipertimbangkan apakah kita harus menggunakan vaksin yang berbeda dari jalur teknis yang berbeda untuk proses imunisasi," imbuhnya.

Dia juga memuji manfaat vaksin mRNA, teknologi di balik dua vaksin yang dianggap paling efektif, Pfizer-BioNTech dan Moderna.

Dalam sebuah pesan kepada The Associated Press, Gao mengatakan pada Minggu malam bahwa dia berbicara tentang tingkat efektivitas untuk "vaksin di dunia, tidak terutama untuk China."

Dia tidak menanggapi pertanyaan lebih lanjut tentang vaksin mana yang dia maksud.

Mengutip dari Sunday, Gao mengatakan kesalahpahaman saat dirinya berbicara secara umum tentang peningkatan kemanjuran vaksin.

Padahal Beijing sebelumnya menyebutkan keraguan tentang efektivitas vaksin Pfizer-BioNTech, yang menggunakan kode genetik yang disebut messenger RNA, atau mRNA, untuk memperkuat sistem kekebalan.

Pejabat kesehatan lain pada konferensi pers itu tidak menanggapi secara langsung pertanyaan Gao atau tentang kemungkinan perubahan dalam rencana resmi.

Baca Juga: Dunia Jadi Saksi Kegagalan Vaksin Sinovac Lawan Covid-19, Tapi Indonesia Tetap Ngotot Pakai Vaksin China Itu Meski Datanya Kian Mengkhawatirkan, Negara Lain yang Malah Kelimpungan

Tetapi pejabat CDC lainnya mengatakan pengembang China sedang mengerjakan vaksin berbasis mRNA.

"Vaksin mRNA yang dikembangkan di negara kita juga sudah memasuki tahap uji klinis," kata pejabat tersebut, Wang Huaqing.Dia tidak memberikan batas waktu untuk kemungkinan penggunaan.

Para ahli mengatakan pencampuran vaksin, atau imunisasi berurutan, dapat meningkatkan efektivitas.

Para peneliti di Inggris sedang mempelajari kemungkinan kombinasi vaksin Pfizer-BioNTech dan AstraZeneca.

Gao mengakhiri presentasinya dengan pujian untuk vaksin mRNA dan menyerukan inovasi dalam penelitian.

Artikel Terkait