Sebab negara itu menyuarakan dukungan untuk penyelidikan internasional terhadap penanganan virus corona di China.
Namun, dalam memberi reaksi terhadap konflik dengan negara lain, China mengambil langkah 'diplomasi prajurit serigala.'
Ini merupakan sikap agresif yang sering kali kasar diadopsi oleh para diplomatnya sejak 2020.
Dilansir dari Today Online, salah satu duta besar Beijing mengatakan bahwa cara ini merupakan metode pertahanan yang dibenarkan terhadap serangan Barat.
"Di mata orang Barat, diplomasi kami menyerang dan agresif, tetapi kenyataannya, merekalah yang menyerang dan agresif," Lu Shaye, utusan China untuk Prancis, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan pemerintah China.
"Apa yang kami lakukan hanyalah pembelaan yang dibenarkan untuk melindungi hak dan kepentingan kami," katanya.
Pernyataan Lu mengisyaratkan bahwa seruan Presiden Xi Jinping baru-baru ini bagi para pemimpin Partai Komunis untuk membuat China "lebih dicintai" tidak berarti China akan menghentikan diplomasi tegas.
Diplomat China telah menembakkan serangan verbal, termasuk di situs media sosial yang dilarang di China seperti Twitter dan Facebook.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR