Intisari-Online.com-Setelah kepemimpinan 12 tahun berturut-turut, Benjamin Netanyahu secara resmi dilengserkan dari kursi Perdana Menteri Israel.
Hal itu terjadi setelah parlemen Israel membuka sesi khusus untuk melakukan pemungutan suara terkait koalisi pemerintahan baru pada Minggu (13/6/20201).
Knesset alias Parlemen Israel akhirnya mengakhiri kepemimpinan Netanyahu.
Mantan sekutu Netanyahu, Naftali Bennett, lantas dipilih Knesset sebagai Perdana Menteri Israel yang baru.
Melansir AFP, Bennett merupakan seorang nasionalis sayap kanan Yahudi, jutawan teknologi, dan mantan komandan pasukan khusus Israel.
Bennett dilantik sebagai pemimpin koalisi delapan partai.
Koalisi tersebut sebenarnya terbagi secara ideologis namun disatukan karena kemuakan mereka terhadap Netanyahu.
Sebelum dilengserkan, Netanyahu bersumpah bahwa dia akan terus berada di politik meski nanti jadi oposisi.
Netanyahu, yang disebut sebagai "Raja Bibi" dan "Tuan Keamanan” oleh pendukungnya, telah lama menjadi tokoh dominan dalam politik Israel..
Sementara itu, para pengkritiknya menyebut Netanyahu sebagai "menteri kejahatan".
60 kursi di Knesset memilih untuk melengserkan Netanyahu sedangkan 59 kursi berpendapat sebaliknya.
Jumlah kursi di Knesset berjumlah 120 kursi.
Hal itu berarti Netanyahu dilengserkan hanya dengan selisih suara yang sangat tipis.
Setelah Netanyau dilengserkan, orang-orang merayakannya dengan memenuhi alun-alun di dekat Knesset dan berpawai ke Tel Aviv.
Orang-orang bertepuk tangan, bersorak dan mengibarkan bendera.
Sebelum sesi khusus Knesset digelar, Bennett mengatakan kepada Knesset bahwa pemerintahnya bakal mewakili seluruh Israel.
Dia menuturkan, Israel telah dipandu ke dalam pusaran kebencian dan pertempuran.
Bennet mengatakan, "Waktunya telah tiba bagi para pemimpin yang berbeda, dari semua populasi, untuk berhenti, menghentikan kegilaan ini.”